Manajemen Pemasaran




“PEMASARAN”

                                                Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kulia
                                                               “ EKONOMI BISNIS“

                                                                 Dosen Pembimbing :
SRI EKA ASTUTININGSIH,S.E. M.M

 

       DISUSUN OLEH :
                   KELOMPOK :







Prodi/Semester : PS/III-A
                                       1. ASRORUL ANWAR           (3223113017)
                                2. AYU ARINA ROHMATIN   (3223113020)


PROGRAM  STUDI PERBANKAN SYARI’AH (PS)
TAHUN AJARAN 2012 / 2013



SEKOLAH  TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) TULUNGAGUNG





BAB I

Pendahuluan


A.    LATAR BELAKANG

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis terganttung pada keahlian (skill) mereka di bidang pemasaran, produksi, keuangan, maupun bidang lain.


B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Pengertian pemasaran
2.      Konsep pemasaran
3.      Sistem pemasaran



C.    TUJUAN MAKALAH
1.      Memahami tentang pengertian pemasaran
2.      Mempelajari konsep pemasaran
3.      Mempelajari sistem pemasaran












BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis terganttung pada keahlian (skill) mereka di bidang pemasaran, produksi, keuangan, maupun bidang lain. Selain itu juga tergantung pada kemampuan () mereka untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar organisasi dapat berjalan lancar. Sehingga para ahli menyatakan bahwa pemasaran adalah :

William J. Stanton menyatakan bahwa Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.[1] 

Professor Philip Kotler mendefinisikan pemasaran sebagai sebuah proses sosial dan manajerial dimana individu-individu dan kelompok-kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk-produk atau value dengan pihak lainya. Definisi ini berdasarkan konsep-konsep inti, seperti: kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk-produk (barang-barang, layanan dan ide), value, biaya dan kepuasan, pertukaran, dan transaksi, hubungan dan jaringan, pasar dan para pemasar, serta prospek.[2]

Sedangkan definisi pemasaran menurut World Marketing Association (WMA) yang diajukan oleh Hermawan Kartajaya dan sudah dipresentasikan di World Marketing Conference di Tokyo pada April 1998 dan telah diterima oleh anggota dewan WMA, adalah sebagai berikut:”Pemasaran adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari satu inisiator kepada stakeholder-nya.[3]

Maka, syariah marketing adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari satu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam. (Syariah marketing is a strategic bisiness discipline that directs the process of creating, offering, and exchanging values from one inisiator to its stakeholders, and the whole process should be in accordance with muamalah principles in Islam.)

Definisi diatas didasarkan pada salah satu ketentuan dalam bisnis islami yang tertuang dalam kaidah fiqih yang mengatakan, “Al-muslimuna ‘ala syurutihim illa syarthan harrama halalan aw ahalla haraman” yang berarti kaum Muslim terikat dengan kesepakatan-kesepakatan bisnis yang mereka buat, kecuali kesepakatan yang mengharamkan yang halal atau atau menghalalkan yang haram. Selain itu,  kaidah fiqh lain mengatakan “Al-ashlu fil-mu’amalah al-ibahah illa ayyadulla dalilun ‘ala tahrimiha” yang berarti pada dasarnya semua bentuk muamalah (bisnis) boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.

B. Pengertian Manajemen Pemasaran

Menurut Philip Kotler Manajemen Perusahaan adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksut untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan  dan keinginan pasar tersebutserta menentukan harga, mengadakan komunikasi, dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong, serta melayani pasar.[4]

Tugas-tugas Menejemen Pemasaran
·  Mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen.
·  Mengembangkan suatu konsep produk yang ditujukan untuk memuaskan atau melayani kebutuhan yang belum terpenuhi.
·  Mengadakan pengujian terhadap berlakunya konsep produk tersebut.
·  Membuat desain produk.
·  Mengembangkan desain produk.
·  Mengembangkan pembungkusan dan merk.
·  Menetapkan harga sedemikian rupa untuk mendapatkan return on investment yang layak.
·  Mengatur distribusi.
·  Menciptakan komunikasi pemasaran yang efektif dengan menggunakan media atau cara lain yang tepat.
·  Memeriksa penjualan.
·  Memperhatikan kepuasan konsumen.
·  Memperbaiki dan mengembangkan rencana pemasaran yang didasarkan pada hasilnya.

C. Konsep Pemasaran dan Orientasi Masyarakat

Pengertian dari konsep pemasaran itu sendiri adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.[5]
Penggunaan konsep pemasaran bagi sebuah perusahaan dapat menunjang berhasilnya bisnis yang dilakukan. Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran tersebut dapat disusun dengan memakai tiga elemen pokok, yakni :
·                     Orientasi konsumen/pasar/pembeli.
·                     Volume  penjualan yang menguntungkan.
·                     Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan.
Pada dasarnya, perusahaan yang ingin mempraktekkan orientasi konsumen ini harus :
a.       Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayanidan dipenuhi. Perusahaan yang memproduksi mobil pada dasarnya menghasilkan alat transport, sedangkan alat transport itu sendiri dapat dibuat dalam berbagai macam model dan ukuran.
b.    Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualannya.
c.     Menentukan produk dan program pemasarannya.
d.      Mengadakan penelitian pada konsumen, untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah-laku mereka.
e.       Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitik-beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau model yang menarik.
Volume penjualan yang menguntungkan merupakan tujuan dari konsep pemasaran, artinya laba itu dapat diperoleh dari kepuasan konsumen. Dengan laba ini, perusahaan dapat tumbuh dan berkembang, dapat menggunakan kemampuan yang lebih besar, dapat memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar pada konsumen, serta dapat memperkuat kondisi perekonomian secara keseluruhan.
Koordinasi dan Integrasi seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan perlu dilakukan untuk memberikan kepuasan konsumen. Juga, perlu dihindari adanya pertentangan di dalam perusahaan maupun antara perusahaan dengan pasarnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat direalisir.

D. Sistem Pemasaran
Pengertian sistem pemasaran itu sendiri yaitu kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaraan, barang, jasa, ide, orang dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh, dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya.[6] Dalam sistem pemasaran ini juga terdapat beberapa faktor yang saling tergantung dan saling berinteraksi satu sama lain. Faktor-faktor tersebut adalah :
1.      Organisasi yang melakukan tugas-tugas pemasaran.
2.      Sesuatu (barang, jasa, ide, orang) yang sedang dipasarkan.
3.      Pasar yang dituju
4.      Para perantara yang membantu dalam pertukaran (arus) antara organisasi pemasaran dan pasarnya. Mereka ini adalah pengecer, pedagang besar, agen pengangkutan, lembaga keuangan, dan sebagainya.
5.      SFaktor-faktor lingkungan, seperti faktor demografi, kondisi perekonomian, faktor sosial dan kebudayaan, kekuatan politik dan hukum, teknologi dan persaingan.
Sedangkan, sistem pemasaran yang menurut syariah, meliputi :
·       Mempromosikan Diri Sendiri.
·       Mempromosikan Perusahaan.
·       Mempromosikan Barang Dagangan.
·       Mengajak Berdialog Mitra Perwakilan Secara Rasional.
·       Membandingkan Keistimewaan Barang Anda dengan Barang Saingan.
·       Tidak menjatuhkan saingan (Rival).
·       Mengajak dialog perasaan dan berpihak kepada mitra ketika muncul marabahaya.
·       Tidak putus asa.

1. Lingkungan Makro Ekstern
Keenam faktor-faktor lingkungan makro berikut ini adalah saling berhubungan dan umumnya tidak dapat dikontrol oleh menejemen.
a.                   Demografi
b.                   Kondisi perekonomian
c.                   Faktor sosial dan kebudayaan
d.                  Faktor politik dan hukum
e.                   Teknologi
f.                    Persaingan
a. Demografi
Demografi merupakan studi statistik tentang kependudukan beserta karakteristik distribusinya. Masalah demografi ini sangat penting bagi menejer pemasaran. Karena orang-orang (asal mempunyai uang untuk berbelanja dan kemauan untuk membelanjakannya) dapat dinyatakan sebagai pasar. Di sini akan diberikan contoh tentang bagaimana faktor demografi dapat mempengaruhi sistem pemasaran.
b. Kondisi Perekonomian
Kondisi perekonomian (lingkungan ekonomi) merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi sistem pemasaran perusahaan (termasuk organisasi non-laba). Adapun beberapa elemen yang termasuk dalam kondisi perekonomian ini antara lain :
·                     Faktor pertumbuhan ekonomi, kurang akhir-akhir ini menunjukkan suatu tingkatan yang kurang menggembirakan.
·                     Tingkat kesenamgan.
·                     Peredaran uang.
·                     Tekanan Inflasi.
c. Faktor Sosial dan Kebudayaan
Lingkungan sosial-kebudayaan ini kenyataanya mencakup pula faktor-faktor ekonomi, politik-hukum, dan tekhnologi. Bentuk dan sistem perekonomian, politik-hukum, dan tekhnologi sangat ditentukan oleh manusia beserta kebudayaannya. Akibat-akibat sosial seperti adanya polusi, dapat mendorong pemerintah untuk membuat peraturan yang diperlukan. Hal ini juga dapat mendorong digunakanya tekhnologi untuk mengurangi polusi. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh menejer pemasaran dalam hal pola kebudayaan dari suatu masyarakat adalah :
·                     Cara hidup.
·                     Nilai-nilai sosial.
·                     Kepercayaan.
·                     Kesenangan.
d. Politik dan Hukum
Meningkatnya jumlah perusahaana beserta sikapnya sangat dipengaruhi oleh kerangka politik dan hukum yang berlaku di dalam masyarakat. Peraturan-peraturan yang mempengaruhi kegiatan pemasaran tidak hanya berasal dari lembaga-lembaga pemerintahan saja, melainkan juga dari gabungan atau asosiasi dari paara pengusaha itu sendiri. Pada pokoknya, faktor-faktor lingkungan politik-hukum yang mempengaruhi kegiatan pemasaran ini dapat dikelompokkan ke dalam :
·                     Kebijaksanaan fiscal dan moneter dari pemerintah.
·                     Hubungan pemerintah dengan industri.
·                     Peraturan dan keadaan politik pada umumnya.
·                     Peraturan khusus dibidang pemasaran yang ditunjukkan untuk mengatur persaingan dan melindungi konsumen.
e. Tekhnologi
Tekhnologi ini juga mempengaruhi kegiatan pemasaran karena dapat memberikan suatu akibat pada kehidupan konsumen, terutama cara hidup dan pola konsumsinya. Adanya penemuan-penemuan baru dan perkembangan dibidang tekhnologi, seseorang dapat mengubah cara hidupnya. Namun, perlu diingat bahwa penemuan baru  dibidang tekhnologi juiga dapat menimbulkan ketimpangan atau akibat buruk pada masyarakat.
f. Persaingan
Persaingan yang terjadi antara beberapa perusahaan dapat berasal dari perusahaan lain dalam satu industri, atau dari perusahaan lain yang menghasilkan barang atau jasa substitusi. Di dalam industrinya, perusahaan harus mengetahui struktur biaya, politik harga, promosi, dan beberapa aspek persaingan lain yang dapat mempenngaruhi perencanaan serta operasinya.
2. Lingkungan Mikro Ekstern
Tiga faktor lingkungan yang secara langsung menjadi bagian dalam sistem pemasaran perusahaan, dan merupakan faktor ekstern dari perusahaan adalah pasar, penyedia, dan perantara pemasaran. Secara umum, faktor-faktor tersebut dipandang sebagai faktor yang tidak dapat dikontrol seperti halnya lingkungan makro. Namun, faktor lingkungan mikro ini akan memberikan pengaruh yang lebih besar daripada faktor makro.
3. Sumber-sumber bukan Pemasaran
Sistem pemasaran suatu perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan produksi, keuangan, dan personilnya. Jika perusahaan ingin menambah produk baru, perlu dipertimbangkan apakah peralatan yang ada mampu digunakan, atau harus menambah peralatan baru. Faktor-faktor bukan pemasaran lain yang harus diperhatikan adalah lokasi perusahaan, riset dan pengembangan yang dapat direalisasikan dengan menggunakan hak paten, dan pandangan masyarakat atau public impage.

E. Fasilitas Pemasaran
Yang berdasar pada surah Nuh : 5-20 berikut,
§  Konsekuen dan Kesinambungan
Firman Allah, “Nuh berkata, ‘Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siaang.” (Nuh: 5) Dakwah yang dilakukan oleh Nabi Nuh as.terus menerus, siang dan malam tanpa mengenal lelah.
§  Kepentingan Mitra harus Diutamakan
Allah swt berfirman, “Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka…” (Nuh:7) selain itu, diterangkan bahwa usahanya itu dilakukan untuk kepentingan kaumnya, bukan untuk kerpentingan sendiri.
§  Berdialog dan Menerangkan dengan Suara Jelas
Allah swt berfirman, “…Mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya…” (Nuh:7)
§  Demonstrasi agar Dapat Terlihat
Allah swt berfirman, “…Menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari)…(Nuh:7) maksutnya penawaran suatu barang tidak cukup hanya dengan pembicaraan, tapi harus ada barangnya di depan mata.
§  Dapat Diterima Akal
Allah swt berfirman, “…Dan menyombongkan diri dengan sangat.” (Nuh:7) Nabi Nuh memberikan penjelasan disertai dengan bukti yang rasional, memberikan bukti yang masuk akal, melengkapi tugas pendengaran dan penglihatan.
§  Pengaruh Seruan
Allah swt berfirman, “Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan.” (Nuh:8) artinya, bahwa pertemuan-pertemuan bisa jadi dilaksanakan dalam acara muktamar atau perkumpulan-perkumpulan umum.
§  Pengumuman yang Terarah
Allah swt berfirman, “Kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan.(Nuh:8)
§  Pertemuan dan Perkumpulan Khusus
Allah swt berfirman, “…Dan menyeru mereka dengan diam-diam…” seruan dilakukan dengan cara diam-diam karena mungkin diantara mereka ada yang suka memperhatikan dirinya sendiri, atau ada juga yang ingin menonjolkan diri walaupun di sisi lain mereka sudah merasa puas.
§  Pembekalan atau Persiapan untuk Menerima Seruan
Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu.’” Maksutnya, kita harus meninggalkan sikap keras mereka yang tidak logis karena pikiran sempit hanya mementingkan kebaikan untuk dirinya sendiri.
§  Dorongan Langsung yang Dapat Dirasakan
Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.” (Nuh:10)
Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat.” (Nuh:11)
“Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu…” (Nuh:12) Manusia itu sangat menyukai sesuatu yang cepat dan praktis. 
§  Memberikan Motivasi yang Lebih Besar
“…Dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Nuh:12) Mungkin penawaran dengan diskon tahunan akan memotivasi pembeli untuk membeli barang dengan jumlah yang besar.
§  Memasarkan, mengumumkan, dan Mendistribusikan kepada Orang yang Layak
Allah berfirman,
Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah.” (Nuh:13) Tujuan pemasaran, pengumuman, dan pendistribusian produk kepada orang yang tbukan karena motivasi atau iming-iming materi, melainkan karena mereka benar-benar tunduk.
Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian.(Nuh:14) utarakan keistimewaan apa saja yang dimiliki oleh perusahaan Anda yang berguna untuk kepentingan umum, atau barang-barang apa saja yang Anda tawarkan kepada khalayak ramai.
§  Menerangkan Kemampuan Penguasa
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?” (Nuh:15)
Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita.” (Nuh:16) jelaskan kepada mereka pengaruh-pengaruh pelayanan dan barang-barang yang didistribusikan kepada masyarakat oleh perusahaan.
§  Menerangkan Permulaan Terbaik: Dahulu dan Esok
Allah swt berfirman, “Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya.(Nuh:17)
Kemudian Dia mengembalikan kamu kedalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari Kiamat) dengan sebenar-benarnya.” (Nuh:18)
§  Menerangkan Permulaan Terbaik yang Aktual
Allah berfirman, “Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan.” (Nuh:19)
Supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu.(Nuh:20)
Dengan demikian, Anda telah mengetuk pintu-pintu pemasaran yang akan memberikan pengaruh terhadap cabang-cabang perwakilan.

 2.1 Pangsa Pasar (Market Share)

Pangsa pasar ( Market Share ) dapat diartikan sebagai bagian pasar yang dikuasai oleh suatu perusahaan, atau prosentasi penjualan suatu perusahaan terhadap total penjualan para pesaing terbesarnya pada waktu dan tempat tertentu (William J.S, 1984). Jika

suatu perusahaan dengan produk tertentu mempunyai pangsa pasar 35%, maka dapat diartikan bahwa jika penjualan total produk-produk sejenis dalam periode tertentu adalah sebesar 1000 unit, maka perusahaan tersebut melalui produknya akan memperoleh penjualan sebesar 350 unit. Besarnya pangsa pasar setiap saat akan berubah sesuai dengan perubahan selera konsumen, atau berpindahnya minat konsumen dari suatu produk ke produk lain (Charles W. Lamb, 2001).

Terdapat empat karakteristik yang mempengaruhi pengguna dalam melakukan pembelian yaitu faktor budaya (budaya, subbudaya, dan kelas sosial),
faktor sosial (kelompok keluarga, peran, dan status), faktor pribadi (umur, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian), dan faktor psikologis (pengetahuan, motivasi, keyakinan, dan sikap). Proses keputusan membeli seorang pengguna melewati lima tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli, dan tingkah laku pasca pembelian (Kotler, 1993) Strategi pemasaran bisa digolongkan atas dasar pangsa pasar yang diperoleh suatu perusahaan, maka terbagi atas 4 kelompok, yaitu :

1. Market Leader, disebut pimpinan pasar apabila pangsa pasar yang dikuasai berada pada kisaran 40% atau lebih.

2. Market Chalengger, disebut penantang pasar apabila pangsa pasar yang dikuasai berada pada kisaran 30%

3. Market Follower, disebut pengikut pasar apabila pangsa pasar yang dikuasai berada pada kisaran 20%.

4. Market Nitcher, disebut juga penggarap relung pasar apabila pangsa pasar yang dikuasai berada pada kisaran 10% atau kurang.

2.2 Ekuitas Merek (Brand Equity)

Merek adalah nama dan simbol yang diberikan produsen yang bersifat membedakan barang atau jasa yang dihasilkan produsen lain. Aaker (1991) mengatakan bahwa
ekuitas merek merupakan satu set Brand Aset dan Liability yang berhubungan dengan
sebuah merek dan simbol yang disediakan sebuah produk atau servis bagi pengguna.
Ekuitas merek mempunyai lima kategori, yaitu :

1. Loyalitas merek (Brand Loyality)
2. Kesadaran akan merek (Brand Awareness)
3. Asosiasi merek (Brand Association)
4. Kesan kualitas (Perceived quality)
5. Aset-aset merek lainnya (Other Propriertary Brand Asset)

Loyalitas merek merupakan inti dari ekuitas merek. Suatu produk dapat mempunyai brand awareness yang baik, kualitas yang baik, dan brand association yang cukup banyak, tetapi belum tentu mempunyai loyalitas merek. Sebaliknya, produk yang memiliki loyalitas merek dapat dipastikan memiliki kesadaran merek yang tinggi, kualitas yang baik, dan asosiasi yang cukup dikenal (Husein, 2000). Adapun komponen dari ekuitas merek menurut Aaker (1991) adalah :

1. Brand Loyality (Loyalitas Merek)

Brand Loyality merupakan satu ukuran keterkaitan antara pengguna kepada sebuah merek. Ukuran ini dapat memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga maupun unsur-unsur produk. Dalam kaitannya dengan loyalitas merek suatu produk, didapati adanya beberapa tingkatan loyalitas merek. Setiap tingkat mewakili tantangan pemasaran yang berbeda, dan mewakili juga tipe aset yang berbeda dalam mengelola dan mengeksploitasinya. Semuanya mungkin tidak mewakili kelas produk atau pasar yang spesifik. Adapun tingkatannya menurut Aaker (1991), adalah sebagai berikut :

a. Pengguna yang komit atau setia (Committed Customer)
b. Pengguna yang menyukai merek (Likes The Brand)
c. Pengguna yang puas dengan biaya peralihan (Satisfied Buyer with Switching Cost)
d. Pengguna yang membeli karena kebiasaan (Habitual Buyer)
e. Pengguna yang sering berpindah-pindah merek (Switcher Buyer)

2. Brand Awareness (Kesadaran akan merek)

Brand Awareness adalah kesanggupan seorang pengguna untuk mengenali dan mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu produk tertentu. Pengukuran Brand Awareness, menurut Aaker (1991), didasarkan pada pengertian-pengertian yang mencakup tindakan dalam kesadaran akan merek yaitu :

a. Top of Mind, menggambarkan merek yang pertama kali diingat atau disebut responden ketika ditanya tentang suatu produk.

b. Brand Recall, atau pengingatan kembali merek, mencerminkan merekmerek apa saja yang diingat responden setelah menyebut mereK pertama.
c. Brand Recognition, atau pengenalan merek

d. Unware of Brand, merupakan tingkatan yang paling rendah dimana responden tidak mengenal merek suatu produk meskipun sudah diberi bantuan.

3. Brand Association (Asosiasi merek)
Brand Association adalah segala sesuatu yang dapat dihubungkan dalam memori responden terhadap suatu produk. Berbagai asosiasi merek saling berhubungan akan membentuk brand image. Pada umumnya asosiasi merek, terutama yang membentuk merek, akan menjadi pijakan bagi pengguna dalam keputusan pembelian dan loyalitas pada merek tersebut.

4. Perceived Quality ( Kesan kualitas)
Perceived Quality merupakan persepsi pengguna terhadap kualitas suatu merek produk. Kesan kualitas ini akan membentuk persepsi kualitas dari suatu produk dimata pengguna.
Menurut David A. Garvin dimensi perceived quality dibagi menjadi :
a. Kinerja, melibatkan berbagai karakteristik operasional utama.
b. Pelayanan, mencerminkan kemampuan suatu produk dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan
c. Ketahanan, mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut
d. Keandalan, konsistensi dari kinerja yang dihasilkan dari suatu pembelian ke pembelian berikutnya.
e. Karakteristik produk, bagian-bagian tambahan dari suatu produk.
f. Hasil, mengarah kepada kualitas yang dirasakan melibatkan dimensi
sebelumnya.

2.3 Perpindahan Merek (Brand Switching)
Brand switching adalah kegiatan seorang pengguna yang melakukan perpindahan merek dari produk yang satu ke produk lainnya karena alasan tertentu. Brand switching ini merupakan bagian dari loyalitas merek dimana seorang pengguna yang setia menggunakan merek tertentu. Loyalitas merek (Brand Loyalty) adalah suatu
ukuran keterkaitan pengguna terhadap sebuah merek. Menurut Olson (1996) loyalitas
merek adalah kondisi pasar dengan tingkat pertumbuhan yang sangat rendah namun
tingkat persaingan yang sangat ketat saat ini. Keberadaan pengguna sangat yang loyal
pada merek suatu produk sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan hidup dan
upaya mempertahankan pengguna ini sering menjadi strategi yang jauh lebih efektif
daripada upaya menarik pengguna baru. Dalam kaitannya dengan loyalitas suatu produk, terdapat tingkatan loyalitas merek. Adapun tingkatan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Switcher (pengguna yang berpindah-pindah)

Pengguna pada tingkat ini dikatakan sebagai pengguna yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin tinggi frekuensi pengguna untuk berpindah dari merek suatu produk satu ke produk lainnya mengindikasikan mereka sebagai pengguna yang sama sekali tidak loyal pada merek tersebut. Pada tingkatan ini merek apapun mereka anggap memadai serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan pembelian. Ciri dari pengguna ini adalah mereka membeli suatu produk karena harganya murah.

2. Habitual buyer (pengguna yang bersifat kebiasaan)

Pada tingkatan ini pengguna dapat dikategorikan sebagai pengguna yang puas dengan merek yang dipakainya. Pengguna ini membeli merek suatu produk didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini.

3. Satisfied buyer with switching cost (pengguna yang puas dengan biaya peralihan)

Pengguna yang berada pada tingkatan ini termasuk dalam kategori puas bila mereka mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja mereka berpindah ke merek produk lainnya dengan menggunakan switching cost (biaya peralihan) yang terkait dengan waktu, uang, atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka berpindah merek.

4. Likes the brand (pengguna yang menyukai merek tertentu)

Pengguna yang masuk dalam kategori ini merupakan pembeli yang bersungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Rasa suka pengguna bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam menggunakan merek produk sebelumnya baik yang digunakan pribadi maupun kerabatnya.

5. Committed buyer (pengguna yang setia)

Pada tingkatan ini pengguna merupakan pembeli yang setia. Mereka memiliki kebanggaan terhadap merek suatu produk bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsi maupun sebagai ekspresi diri mereka. Salah satu aktualisasi dari pelanggan ini ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada orang lain. Loyalitas merek pengguna terhadap suatu merek dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Asto S Subroto (SWA, 2005), terdapat lima faktor pengguna loyal terhadap merek yang digunakan, antara lain :

1. Customer Value
Customer value merupakan persepsi pengguna yang membandingkan antara biaya atau harga atau beban yang harus ditanggung dan manfaat yang diterimanya. Manfaat ini bisa tangible, yaitu menyangkut kegunaan secara fisik, bisa pula manfaat intangiable, yaitu yang bersifat psikologis atau emosional pengguna.

2. Switching Barrier
Switching barrier adalah hambatan atau beban atau biaya yang harus ditanggung pengguna bila dia akan berpindah dari satu merek ke merek lain. Hambatan ini tidak selalu karena nilai ekonomi saja, tetapi bisa juga berkaitan dengan fungsi, psikologis, sosial, bahkan ritual.

3. Customer Characteeristic
Customer characteristic adalah karakter pengguna dalam menggunakan merek suatu produk. Pada kenyataannya setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda dengan individu lainnya.

4. Customer Satisfaction
Customer satisfaction merupakan pengalaman pengguna ketika menggunakan merek yang digunakan.

5. Competitive Enviorenment, menyangkut sejauh mana kompetisi atau persaingan yang terjadi antar merek dalam satu kategori produk.

2.2 Rantai Markov (Markov Chain)
Analisa Rantai Markov adalah suatu metode yang mempelajari sifat-sifat suatu
variabel pada masa sekarang yang didasarkan pada sifat-sifatnya di masa lalu dalam
usaha menaksir sifat-sifat variabel tersebut dimasa yang akan datang. Dalam analisis markov yang dihasilkan adalah suatu informasi probabilistik yang dapat digunakan
untuk membantu pembuatan keputusan, jadi analisis ini bukan suatu teknik optimisasi
melainkan suatu teknik deskriptif . Analisis Markov merupakan suatu bentuk khusus
dari model probabilistik yang lebih umum yang dikenal sebagai proses Stokastik
(Stochastic process). Analisis ini sangat sering digunakan untuk membantu pembuatan
keputusan dalam bisnis dan industri, misalnya dalam masalah ganti merek, masalah hutang-piutang, masalah operasi mesin, analisis pengawasan dan lain-lain. Rantai markov merupakan proses stokastik dimana waktu dan ruang keadaan adalah diskrit. Proses stokastik { ( ), } adalah himpunan variabel acak, dimana untuk setiap , ( ) adalah suatu variabel acak dengan distribusi tertentu. Pada umumnya indeks t menunjukkan waktu dari proses. Variabel acak ( ) menunjukkan ruang keadaan (state space) dari proses tersebut pada waktu t. Sesuai dengan
definisinya maka untuk menggambarkan suatu proses stokastik { ( ), } selengkapnya, maka perlu diketahui hukum probabilitas dari setiap variabel acak yang
menjadi anggota himpunan tersebut. Dengan kata lain { ( ), } dapat dijelaskan
secara lengkap bila untuk n = 0,1,2, ... dan untuk setiap ≤ ≤
P[ ( ) = | ( ) = ,…, ( ) = ] (2.1)
Hal ini berarti proses akan berada pada keadaan di waktu mendatang, jika mulamula proses pada keadaan pada waktu satu langkah sebelumnya, berada pada keadaan pada waktu dua langkah sebelumnya. Maka bisa dibuat berbagai macam perkiraan probabilitas yang akan terjadi pada proses tersebut di masa mendatang.
Untuk mempermudah penerapanya sifat markov dibuat lebih sederhana, yaitu :
P[ = | = ,…, = ]
P[ = | = ] (2.2)
Probabilitas ini menyatakan bahwa probabilitas pada waktu atau langkah ke n+1
hanya dipengaruhi oleh langkah ke n (sifat Markov) dan tidak dipengaruhi oleh langkah-langkah sebelumnya.
Probabilitas bersyarat P[ = | = ] disebut probabilitas transisi satu langkah bahwa proses pada keadaan pada waktu n+1, jika mula-mula proses pada keadaan pada waktu n. Secara formula dapat ditulis :
= P[ = | = ] (2.3)
Dimana ≥ 0 Σ = 1
Jika P[ = | = ] = P[ = | = ] = 0,1,2,… , maka
probabilitasnya bersifat stasioner.
Probabilitas m langkah :
(Dimana :
( ) ≥ 0, , = 0,1,2,… ) = [ | = ] (2.4)
( ) ≥ 1, = 0,1,2,…
Matriks probabilitas transisional adalah matriks yang elemen-elemennya merupakan nilai probabilitas perpindahan merek dari merek satu ke merek lainnya
atau ke merek itu sendiri. Elemen-elemen tersebut akan didekati dengan menggunakan
proporsi dari perpindahan merek-merek yang mungkin terjadi pada seluruh pengamatan. Perpindahan dari merek i ke merek j untuk periode t didefinisikan dengan ( ) yang merupakan hasil bagi dari produk handphone yang mengalami perpindahan dari merek i ke merek j dalam periode t dengan jumlah produk
handphone yang berada di merek i ke merek j pada awal periode t. Persamaan diatas
dapat didefinisikan sebagai berikut :
= ( )
( )
(2.5)
Secara matriks, probabilitas transisi satu langkah dan probabilitas transisi m langkah
dapat ditulis :
=
( ) =
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
( )
( )
( ) ( )
Untuk mendapatkan probabilitas transisi 2 langkah diperoleh dengan mengambil elemen-elemen dari yang sesuai. Demikian untuk seterusnya untuk probabilitas 3 langkah dihitung , dan seterusnya.
=
==
Untuk melakukan prediksi pangsa pasar pada periode yang akan datang dapat diperoleh dengan mengalikan matriks probabilitas transisi dengan pangsa pasar periode pertama. Dapat diformulasikan dalam rumus berikut ini :
( ) = ( − 1) (2.6)
Dimana :
MK(t) = Pangsa pasar masing-masing produk handphone pada periode t
P = Matriks probabilitas transisi, dalam kasus ini nilainya selalu tetap.
Dan bila terus dikembangkan maka akan diperoleh sebuah formulasi untuk menghitung ( ) dengan P yang selalu tetap pada setiap t sampai jangka waktu tertentu.

Jika t = 1 (1) = (0)
Jika t = 2 (2) = (1) = (0)

3. PENGARUH KEMASAN DAN MERK DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN  INTRODUCTION

Perkembangan ekonomi yang semakin pesat membuat semakin banyaknya perusahaan yang bermunculan baik perusahaan kecil maupun besar. Hal tersebut akanmembuat konsumen semakin banyak pilihan dengan berbagai merek dan kemasandalam melaksanakan keputusan pembeliannya dengan harga yang bervariasi di pasaran yang tersebar diberbagai daerah.Dengan keadaan tersebut perusahaan tidak dapat hanya memusatkan perhatiannya pada produk yang telah dihasilkan.

Namun sebaliknya juga memikirkan bagaimanacara yang akan ditempuh agar produk yang dihasilkan dapat menarik perhatiankonsumen dari berbagai macam yang tersedia dipasaran, sehingga akhirnya konsumenmau membeli produknya dan menjadi langganan yang loyal.

Hal tersebut yang akanmembuat perusahaan dapat mempertahankan siklus hidupnya dan berkembang dengan baik dalam menghadapi para pesaingnya dari produk-produk sejenis.Untuk meningkatkan penjualan, perusahaan harus memberikan keunikan atau cirikhas dari produk. Salah satunya yaitu kemasan dan merk produk yang mempunyai peranan penting dalam penjualan. Dimana kemasan dan merk bukan hanya sebagai pembungkus dan nama saja, tetapi juga bisa dijadikan sebagai salah satu alat promosiefektif yang dapat memberikan informasi kepada konsumen mengenai produk  perusahaan. Untuk itu dalam membuat kemasan harus dibuat sebagus mungkin. Salah satu alasan konsumen tertarik membeli produk dikarenakan kemasan yang menarik THE POWER OF MERK 

Menurut pakar pemasaran Philip Kotler, semua produk pada dasarnya adalah sebuahmerk. Kedaulatan Rakyat, Kompas, Jogja, Aqua, Sprite, Kris Dayanti dll, adalah merk sekaligus produk itu sendiri. Maka dapat dikatakan bahwa suatu merk (brand) adalah label yang mengandung arti dan asosiasi.

Bagaimana kekuatan merk? Roberto Goizueta, mantan Presiden Direktur Coca-Cola berpendapat : “Seluruh bangunan pabrik dan fasilitas Coca-Cola bisa saja terbakar besok pagi, tapi anda akansulit menyentuh nilai perusahaan; sebenarnya, semua terletak pada goodwill yangdimiliki franchise merk kami dan pengetahuan kolektif yang dimiliki oleh perusahaankami”.Salah satu merk hebat adalah banyak orang (konsumen) yang tetap memilihnya dantetap setia pada merk tersebut, walaupun mungkin ada pilihan lain lain yang lebih baik. Harley Davidson dan Apple Macintosh adalah salah satu contoh merk yanghebat.

Merk yang hebat adalah satu-satunya jalan untuk mempertahankan laba diatas rata-rata secara terus menerus dan menghasilkan keuntungan yang bersifat emosional, bukan hanya yang bersifat rasional.

Merk dapat menghemat waktu penggunaannya, karena melalui merk pengguna dapat langsung mengetahui kualitas produk, fitur yang diharapkan, dan jasa yang dapat diperoleh. Neil Fitzgerald, Komisaris Unilever Amerika, berpendapat bahwa:”

Merk adalah gudang menyimpan kepercayaan yang semakin penting peranannya seiring dengan meningkatnya jumlah pilihan yang dihadapi masyarakat. Pada dasarnya masyarakat hanyalah ingin membuat hidup mereka semakin mudah dan sederhana.”Tantangan sebenarnya bagi manajemen bisnis dalam membangun kekuatan merk  bukanlah bagaimana mengiklankan suatu merk, tetapi bagaimana membuat mediamassa ramai membicarakan merk kita. Begitu mereka membicarakan dan memuatnya, masyarakat akan segera mengetahui dan membagi cerita tersebut dengan teman-teman mereka. Mengenal merk melalui orang lain akan menciptakan kredibilitas, sedangkan mengenal merk hanya dari iklan komersial akan mudah sekali terkikis karena sifatdari iklan komersial itu sendiri yang bias. PACKAGING

Konsumen kini lebih banyak membutuhkan waktu untuk memilih produk yang dicari,karena merek produk semakin banyak untuk satu jenis produk tertentu saja. Seperti, produk sabun mandi di rak-rak toko / swalayan sudah puluhan jenisnya. Minyak goreng branded ada lebih 30 merek dapat dijumpai konsumen di rak-rak supermarket.Belum lagi merek air minum sudah lebih 50 merek dapat dijumpai konsumen di pasar.Begitu pula untuk sabun cuci deterjen ada puluhan merek yang dipajang di swalayanuntuk menarik minat konsumen. Apa yang membedakan produk satu dengan produk yang lain? Tidak lain adalah merk, dan kemasannya!Memang kemasan kini disadari oleh produsen bukan lagi hanya memiliki fungsimelindungi dan membungkus produk. Persaingan produk yang semakin ketat di pasar 
 
mengharuskan produsen untuk berfikir keras meningkatkan fungsi kemasan untuk dapat memberikan daya tarik kepada konsumen melalui aspek artistik, warna, grafis, bentuk maupun desainnya. Banyak konsumen yang membeli secara sadar akan suatu produk karena tertarik pada suatu produk karena alasan warna, bentuk dari kemasan.Belum lagi konsumen yang membeli karena impulse buying, gara-gara menariknya desain, atau bentuk kemasan suatu produk.

Sehingga kemasan menjadi sangat efektif untuk mendorong konsumen membeli suatu produk.Melalui kemasan produk tersebut kesan (image) produk juga dapat dibentuk misalnyaimage sebagai produk yang kokoh, awet, mewah atau tahan lama. Sehingga konsumenakan memilih produk tersebut karena sesuai dengan syarat yang akan dibeli misalnya produk yang tahan lama, tidak mudah rusak dan terjaga kualitasnya.
Konsumen seringkali membeli suatu produk tidak untuk segera dikonsumsi tetapiuntuk persediaan, sehingga ia membutuhkan produk yang terlindungi secara baik isinya, dari kerusakan, berkurangnya isi dan pengaruh cuaca. Dari sisi distribusi,kemasan juga memegang peranan penting karena dengan kemasan produk akanmudah disusun, dihitung, ditangani dan disalurkan secara lebih baik dan cepat.Kemudahan dalam distribusi menjadikan kemasan didesain tertentu dan denganukuran yang mudah untuk dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya.
AREA OF CONSIDERATION
INTERNALFaktor – faktor dalam yang mempengaruhi peningkatan penjualan suatu produk :
 
- Brand ManagementBrand management atau manajemen merk adalah salah satu praktik pemasaran yangspesifik menangani produk. memiliki implikasi penting terhadap citra kualitas produk yang ingin ditampilkan ke konsumen dengan harapan bahwa dengan adanya jaminanstandart kualitas melalui merk, konsumen akan terus membeli produk dari lini produk yang sama. Merk juga dapat meningkatkan penjualan dan membuat satu poduk lebih mudah bersaing.

Dengan merk, maka harga bisa dinaikkan sehingga berimplikasi pada naiknya omset dan keuntungan penjualan.- Media Relation : Komunikasi terpadu melalui media massa yang bersifat baik nasional maupun regional/lokal seperti TV, print-ad, radio, dan kegiatan off air.- Public Relation : Membangun dan menjaga citra serta kredibilitas perusahaan.- inovasi : Inovasi terhadap produk untuk mencegah kebosanan terhadap konsumen.EKSTERNALFaktor – faktor luar yang mempengaruhi peningkatan penjualan suatu produk :- Social Effect : Pengaruh terhadap konsumen bisa melalui iklan, rekomendasi, dll- Brand Loyalty : Kesetian atau fanatisme konsumen terhadap suatu produk - Competitor : Menjadi tolak ukur dan pemicu kompetisi yang sehat dalam menjaring konsumen sebanyak-banyaknya.






Strategi pemasaran

Salah satu satu dari strategi pemasaran yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan adalah dengan cara melakukan penyebaran pemasaran itu sendiri, atau lebih sering dikenal dengan istilah bauran pemasaran.Bauran pemasaran sendiri didefinsikan sebagai suatu strategi yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang dapat meliputi menentukan master plan dan mengetahui serta menghasilkan pelayanan (penyajian) produk yang memuaskan pada suatu segmen pasar tertentu yang mana segmen pasar tersebut telah di jadikan sasaran pasar untuk produk yang telah diluncurkan untuk menarik konsumen sehingga terjadi pembelian.

Dalam melakukan dan merecanakan strategi pasar beberapa perusahaan telah menggunakan berbagai cara yang kemudian dikombinasikan menjadi satu, untuk jenis strategi pemasaran dalam hal inilebih akrab dikenal dengan istilah ‘Marketing mix’. Marketing mix dapat didefinisikan sebagai perpaduan berbagai strategi yang berupa kegiatan atau faktor-faktor penting yang merupakan hal-hal yang menjadi inti dari strategi pemasaran itu sendiri.

Berikut beberapa hal penting yang sangat mempengaruhi keberhasilan marketing mix, dalam memasarkan suatu produk:

A.    Produksebagai Objek Pemasaran
Produk adalah objek yang sangat vital yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam mendatangkan keuntungan atau laba yang akan tetap menjaga operasionaldan kesehatan suatu perusahaan. Dengan melalui produk, produsen dapat memanjakan konsumen. Karena dari produk akan dapat diketahui, seberapa besar kepuasan dan kebutuhan akan produk itu sendiri dalam kehidupan konsumen. Sedangkan produk itu sendiri memilki sifat dan karakteristik yang amat beragam, dan suatu produk yang potensial adalah suatu produk yang sering diburu konsumen, bahkan tidak perlu melakukan promosi dalam manjemen pemasaran.
Berikut beberapa hal karakterisitik dari produk yang berupa jasa yang mungkin
harus Anda ketahui dalam menetapkan strategi pemasaran:

1. Produk jasa adalah produk yang dipasarkan di pasaran yang memiliki sifat
yang tidak berwujud. Karena biasanya produk jasa adalah tidak bisa dilihat, namun dapat dirasakan. Selain itu, produk jasa juga tidak bisa diraba, dicium namun bisa sangat dirasakan manfaatnya dalam menunjang aktivitas konsumen.

2. Produk jasa yang ditawarkan ke konsumen sifatnya tidak bisa dipisahkan dariperihal faktor yang mendukung dari terciptanya produk berupa jasa itu sendiri.Sebagai contoh produk dari jasa penginapan yang ditawarkan dari suatu wisma, maka produk jasa itu sendiri tidak akan bisa dipisahkan dari bangunanwisma itu sendiri, tempat produk jasa itu dipasarkan.

3. Produk jasa juga memiliki sifat yang dinamis yang mengikuti perkembangan pola hidup konsumen yang menjadi target pemasaran. Karena mengikuti tuntutan update dari strategi pemasaran itu sendiri, maka produk jasa yang ditawarkan juga akan mengalami perubahan untuk menunjang pemasaran dengan hasil yang maksimal yang akan didapatkan oleh perusahaan. Perubahan dari produk jasa ini akan menciptakan persaingan usaha baik dari segi kualitas maupun dari segi harga. Sebagai contoh harga penginapan dari suatu wisma akan berbeda tarifnya dengan jasa produk yang ditawarkan oleh hotel dengan kelas berbintang.

4. Produk jasa biasanya memilki dan bersaing dengan berpacunya waktu,
sehingga memiliki daya tahan tertentu. Dalam hal ini dapat juga dibilang
produk jasa tidak dapat disimpan, oleh karena itu manfaatnya biasanya hanya
dapat dirasakan pada saat melakukan transaksi pembelian dari produk jasa itu
sendiri.
A.    Analisis terhadap Harga untuk Sebuah Produk

Penentuan dari harga dari suatu produk adalah suatu hal yang juga sangat krusial. Penentuan harga dari suatu produk akan sangat mempengaruhi dari keberhasilan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan yang akan didapatkan oleh suatu perusahaan. Penentapan dari suatu produk, akan sangant dipengaruhi dari seberapa besar pengorbanan yang telah dilakukan dalam memproduksi produk itu sendiri. Semakin besar pengorbanan yang dilakukan maka akan semakin besar dan tinggi harga yang dibandrol dari produk itu sendiri! Kebijakan dalam menentukan harga dari suatu produk, maka kelak akan sangat
mempengaruhi dari pelayanan harus dilakukan oleh perusahaan terhadap konsumen. Dan ini tentunya juga membutuhkan biaya budget yang juga harus diperhitungkan dengan menentukan nilai harga dari produk itu sendiri yang sangat diharapkan dan telah dirancang agar dari harga produk itu sendiri dapat menutupi semua biaya produksi sehingga akan menghasilkan profit bagi perusahaan.

Harga sangat mempengaruhi penjual dari suatu produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan. Penentuan harga sangat dibutuhkan strategi pemasaran yang amatlah matang agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Menetapkan harga yang murah adalah bukan solusi diatas segalanya. Namun penetapan harga dengan cerdas akan sangat membatu untuk mendobrak penjualan. Strategi dalam menetapkan harga produk dapat dilakukan dengan menganalsis kelebihan,
keunggulan dan kekurangan dari produk yang dimiliki. Dengan jalan ini maka kelak
dikemudian hari tidak akan ditemukan istilah harga yang seharusnya lebih mahal atau lebih murah dari kualitas barang yang dimiliki. Penentuan harga barang juga dapat dianalisis dengan melihat persaingan dan seberapa besar kebutuhan produk yang akan dicari oleh konsumen.

C. Kegiatan Distribusi yang Dijalankan
Distribusi adalah juga merupakan bagian yang vital dari bagian strategi pemasaran itu sendiri. Pemilihan strategi dengan tepat akan dapat membantu produk sampai ke konsumen dengan harga yang sesuai dengan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Karena tak jarang suatu produk yang telah dibandrol dengan harga
sekian, namun karena kesalahan ditribusi ketika sampai ke tangan konsumen,
harga yang terjadi ketika transaksi jual beli adalah lebih mahal dari harga yang
telah ditetapkan oleh perusahaan yang sebelumnya. Salah satu strategi pemasaran yang sebaiknya harus diperhatikan agar aktivitas jalannya distribusi dapat berjalan dengan lancer, adalah dengan memperhatikan perihal channel of ditribusi atau jika diterjemahkan mengandung arti saluran distribusi. Saluran ditribusi dapat membantu perusahaan dalam proses pemasaran terutama untuk menganalisis berbagai kendala yang terjadi di lapangan, sehingga dapat diambil kebijakan strategi yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan distibusi kembali akan dapat berjalan dengan normal dan baik demi tercapainya kepuasan konsumen. Salah satu unit yang sangat membantu dalam jalannya proses distribusi adalah unit distributor. Distributor sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam membantu pemasaran objek produksi. Dalam menunjuk distributor yang tepat dan juga menetapkan kebijkan yang benar tentang saluran distribusi dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1. Melakukan riset dan analisis yang lebih mendalam terhadap pihak-pihak
lembaga yang terkait dalam menunjang proses pemasaran, terutama seabagai
contoh adalah pihak-pihak terkait seperti pedagang perantara antara pihak
perusahaan dengan konsumen di daerah tertentu.
2. Mempertimbangkan karakteristisk dari segmen pasar yang telah dibidik, dan
secara geografis bagaimana lokasi pembali, apakah mudah dijangkau atau
keadaan yang terjadi adalah sebaliknya.
3. Memperhitungkan seberapa besar persediaan produk yang dipasok yang
disesuaikan dengan seberapa besar dengan kebutuhan konsumen. Hal ini
bertujuan untuk menganailisis efektifitas proses distribusi yang akan dilakukan
dalam jangka panjang.
4. Memikirkan dengan segala jaringan pemasaran yang dimiliki agar dapat
didaya upayakan secara maksimal sehingga hasil pemasaran yang disokong
dari proses distribusi dapat memberikan hasil yang optimal.
Pola distribusi yang harus dipertimbangkan dan selalu diamati adalah dengan
melakukan penyesuaian dengan perkembangan pola dinamika gaya hidup
masyarakat. Jika hal ini dapat dilakukan dengan baik, maka proses distibusi dapat
berjalan dengan baik dan akan mensuport untuk menghasilkan nilai penjualan yangmemuaskan.
D.MELAKUKAN KEGIATAN PROMOSI
Kegiatan promosi biasanya merupaka komponen prioritas dari kegiatan pemasaran.
Dengan adanya promosi maka konsumen akan mengetahui bahwa perusahaan
meluncurkan produk baru yang akan menggoda konsumen untuk melakukan
kegiatan pembelian. Kegiatan promosi banyak yang mengatakan identik dengan
dana yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar dana yang dimiliki oleh suatu
perusahaan maka umumnya akan menghasilkan tingkatan promosi yang juga
sangat gencar untuk dapat dilakukan. Namun dana bukan diatas segala-galanya.
Dana yang terbatas dapat diatasi dengan inovasi yang lebih pintar dan tepat. Salah
satu solusi yang dapat dilakukan dengan menganalisis keungulan produk, modal
lain yang dimiliki oleh perusahaan, dan segmen pasar yang dibidik. Dengan
mempertimbangkan faktor strategi pemsaran diatas, maka promosi dapat dilakukan
lebih pintar dan efisien serta tepat sasaran.
Kegiatasn promosi sangat erat kaitannya dengan penyebaran informasi untuk
disampaikan ke konsumen. Dalam penyampaian strategi informasi ini ada beberapa
hal penting yang hendaknya diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
1. Program periklanan yang dijalankan, kegiatan periklanan merupakan sebagai
media utama bagi perusahaan untuk menunjangan kegiatan promosi dimana
promosi memiliki tujuan utama untuk menarik konsumen agar mau melakukan
pembelian terhadap produk yang ditawarkan. Saat ini periklanan yang sering
digalakan adalah melalui kegiatan media cetak dan elektronik. Dunia iklan
sendiri telah mengalami perkembangan yang amat pesat. Salah satunya
adalah dengan mulai maraknya iklan dengan melalui media internet.
2. Promosi dengan mengutamakan penjualan yang dilakukan secara pribadi atau
lebih dikenal dengan istilah ‘Personal Selling’. Kegiatan promosi yang satu ini
bisa dikatakan sebagai ujung tombak dari kegiatan promosi. Karena kegiatan
personal selling adalah kegiatan promosi yang mengharuskan berhadapan
dengan konsumen dengan secara langsung. Melalui kegiatan promosi personal
selling secara professional akan sangat membantu untuk tercaipanya
penjualan yang secara fantastis. Personal selling yang dilakukan secara besar
meruapakan salah satu alternative solusi yang dapat dilakukan oleh suatu
perusahaan jika memilki modal yang cukup besar.
3. Promosi yang dilakukan dengan mengedepankan kualitas promosi penjualan.
Promosi penjualan mengedepankan aspek penambahan intensitas terhadap
strategi dalam pemasaran produk. Penambahan intensitas disini dalam
meliputi berbagai aspek manajemen pemasaran, meliputi peningkatan kualitas produk, kualitas pelayanan distribusi, menambah kualitas pelayanan agar
menjadi lebih baik dan masih banyak aspek lainnya yang dapat ditingkatkan. demi tercapainya kepuasan pelanggan atas produk yang telah dipasarkan.
4. Promosi dengan cara meningkatkan publisitas, cara ini lebih condong untuk
membentuk sebuah image yang lebih positif terhadap produk yang
ditawarkan. Pembentukan image positif ini dapat dilakukan dengan iklan atau
promosi yang memiliki karakteristik tertentu yang tidak dapat dimiliki oleh
strategi pemasaran produk lainnya. Bisa saja dapat dilakukan dengan cara
menciptakan suatu produk yang memiliki poin lebih, karakteristik unik, dan
mempunyai manfaat lebih yang dapat menjadi pemikiran positif dihadapan
konsumen. Jika hal ini dapat dilakukan maka image atau gambaran positif
yang berkembang di masyarakat akan terbentuk dan mendatangkan beberapa
faktor positif untuk mendongkrak penjualan.
Keempat komponen pemasaran yang telah dipaparkan diatas harus dapat
dilakukan secara singkron agar menghasilkan strategi pemasaran yang baik dalam
jangka panjang, sehingga keuangan perusahaan dapat berjalan dengan sehat dan
kesejahteraan dapat ditingkatkan baik bagi perusahaan itu sendiri atau bagi
karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut.











DAFTAR PUSTAKA

Simamora,bilson.2004.riset pemasaran.Jakarta:Gramedia.

Ismail,S.M. dan Karebet,W.M.2004.Mengagas bisnis islami.Jakarta:Gema insani.

Muhammad,T.A.2004.Praktik manajemen berbasis al quran.Jakarta:Gema insani.

Kartajaya,hermawan dan syakir,s.m.2006.syariah marketing.Jakarta:mizan.

Swasta,basu.D.H.,M.B.A.danirawan,m.b.a.2005.manajemenpemasaranmodern.Yogyakarta:Liberti offset.

Nirwana,S.E.,M.M.2004.Prisip­-prisip pemasaran jasa.malang:Dioma.
http://id.scribd.com/doc/31016232/Pengaruh-Kemasan-Dan-Merk

http://id.scribd.com/doc/29883732/Konsep-Dasar-Manajemen-Pemasaran
assegaf.student.umm.ac.id/...as.../umm_blog_article_32.pdf
http://assegaf.student.umm.ac.id/2010/07/08/strategi-pemasaran/




[1] William J. Stanton, Fundamentals of Marketing, edisi kelima, 1978, Kogakusha, Mc.Graw-Hill Book Company, Tokyo, hal.5.
[2] Philip Kotler, Marketing Management:9th Edition,Prentice Hall Publishing, 1997, hal.9.
[3] Hermawan Kartajaya et al., Mark Plus on Strategy, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,2002
[4] Philip Kotler : Marketing Management, Analysis, Planning, and Controle, edisu keempat, 1980, Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs, New Jersey, hal.22.
[5] William J. Stanton, op.cit, hal.10
[6] Lihat : Basu Swastha, Azas-azas Marketing, edisi kedua, 1979, Liberty, Yogyakarta, hal.33-34.

Leave a Reply