MAKALAH KARYAWAN DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

MAKALAH
KARYAWAN DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
"MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA "
           



                                                                               








Disusun Oleh :

1.      Putri Setiya Erdani        (3223103057)









JURUSAN SYARIAH
PRODI MPS
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) TULUNGAGUNG
2011


BAB I
PENDAHULUAN
Masalah daya saing dalam pasar dunia yang semakin terbuka merupakan isu kunci dan tantangan yang tidak ringan. Tanpa dibekali kemampuan dan keunggulan saing yang tinggi niscaya produk suatu negara, termasuk produk Indonesia, tidak akan mampu menembus pasar internasional. Bahkan masuknya produk impor dapat mengancam posisi pasar domestik. Dengan kata lain, dalam pasar yang bersaing, keunggulan kompetitif (competitive advantage) merupakan faktor yang desisif dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, upaya meningkatkan daya saing dan membangun keunggulan kompetitif bagi produk Indonesia tidak dapat ditunda-tunda lagi dan sudah selayaknya menjadi perhatian berbagai kalangan, bukan saja bagi para pelaku bisnis itu sendiri tetapi juga bagi aparat birokrasi, berbagai organisasi dan anggota masyarakat Mengelola secara optimal hubungan antara pekerja dengan perusahaan adalah hal yang krusial dalam konteks produktivitas kerja dan keberlangsungan perusahaan itu sendiri. Ketidak mampuan mengelola hubungan dengan karyawan dapat menimbulkan akibat-akibat negatif yang bukan saja memiliki konsekwensi hukum, tapi juga memiliki konsekwensi lateral dengan eksistensi bisnis.Untuk mampu mengelola hubungan indurtrial, seorang Industrial Officer bukan saja perlu dibekali dengan konteks legalitas (perburuhan), tapi juga dengan keterampilan yang memadai dalam menginisiasi program-program yang dapat menjaga dan menjamin hubungan yang produktif antara perusahaan dan karyawan.[1] Di era globalisasi, kondisi perekonomian mengalami kemajuan yang signifikan. Kemajuan yang ditandai dengan canggihnya teknologi yang diciptakan, berdampak pada laju perekonomian dunia yang semakin pesat. Apabila suatu perusahaan ingin bertahan dan berkembang dalam persaingan yang ketat, maka perusahaan harus meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya yang dimilikinya termasuk sumber daya manusia dan sistem manajemennya.


A.     Cara Menjalin Hubungan Baik Antara Perusahaan dan Karyawan
Karyawan dan perusahaan keduanya adalah hal yang saling berhubungan dan membutuhkan karena tanpa ada karyawan, perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik. Demikian tanpa ada perusahaan bagaimana karyawan dapat bekerja. Hal yang akan saya bahas disini adalah menjalin hubungan baik dengan karyawan, berikut caranya :

Outing
Ajaklah karyawan untuk pergi outing karena biasanya di tempat outing kita akan menemukan permainan ketangkasan yang akan membantu karyawan dalam pengembangan diri. Untuk pergi ke tempat outing perusahaan harus menggunakan mobil yang cukup besar sehingga karyawan dapat pergi bersama dan biasanya jasa sewa mobil menyediakan mini bus dan mobil besar lainnya yang sangat di perlukan oleh karyawan.

Liburan
Ajaklah karayawan liburan bersama seperti ke pantai, pulau, puncak, taman wisata dan tempat liburan lainnya. Hal ini membantu karyawan melupakan jenuh, kesal dan bosan dengan pekerjaan. Untuk pergi liburan sebaiknya gunakan jasa sewa mobil karena jumlah karyawan yang cukup banyak.
Makan Siang
Makan siang bersama mungkin menurut sebagian orang tidak berarti tapi menurut saya mulailah menjalin hubungan baik melalui hal kecil seperti makan siang bersama sehingga membuat karyawan merasa di hargai oleh perusahaan.


Penghargaan
Berikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi karena karyawan juga membutuhkan penghargaan dari hasil kerja mereka.
Mari menjalin hubungan baik dengan karyawan

            Sikap Atasan yang Diinginkan Bawahan

Untuk menjadi seorang pemimpin anda memang diharuskan untuk membina hubungan dengan bawahan anda. Sedikit karyawan mungkin yang berani terbuka mengutarakan sikap atasan yang seperti apa yang mereka inginkan. Namun, kebanyakan memilih diam dan menyimpan keluhan dalam hati karena rasa segan pada atasan.
Hal tersebut cukup meyulitkan karena biasanya sikap kerja mereka bergantung dari apa yang mereka rasakan atas sikap atasannya. Jika menurut mereka atasan sudah memenuhi kriteria sebagai ‘pemimpin,’ maka mereka akan menjalankan tugasnya dengan lebih ringan dan lancar.

Berikut ini adalah sikap yang diharapkan ada pada seorang atasan:
- Atasan yang Fleksibel

Fleksibel di sini adalah sikap atasan yang bisa 'berubah' sesuai dengan kondisi. Saat menangani pekerjaan bersikaplah seperti layaknya atasan yang memiliki wibawa di mata anak buah. Tapi diluar jam kerja, anda bisa berubah menjadi sosok yang menyenangkan yang juga suka melemparkan lelucon dan bisa diajak tertawa.
- Atasan yang Bisa Menghargai Pendapat Karyawan

Memang kata-kata menghargai pendapat seseorang sering dianggap klise. Padahal itu salah satu tolak ukur bagi karyawan untuk melihat apakah ia mampu memberi kontribusi yang berarti kepada perusahaan.
- Atasan yang Memandang Karyawan sebagai Aset Perusahaan

Tidak bisa dipungkiri bahwa sebuah perusahaan dapat berjalan karena didukung oleh karyawan yang kompeten. Sudah sepantasnya jika karyawan dipandang sebagai aset perusahaan, namun dengan tidak mengesampingkan kebijaksanaan yang dijalankan oleh perusahaan.
- Atasan yang Memperhatikan Kepentingan Karyawan

Memberikan perhatian atas apa yang sedang dialami oleh bawahan menunjukkan bahwa atasan peduli dengan bawahannya. Ketahuilah apa yang dibutuhkan oleh bawahan dengan begitu bawahan pun tidak akan merasa seperti objek yang hanya dibutuhkan tenaga dan pikirannya saja.[2]
PERAN KARYAWAN
Sumber Daya Manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam  perusahaan karena manusia mampu menciptakan berbagai macam inovasi dan merupakan  komponen utama dan sebagai motor penggerak dalam setiap kegiatan. Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang paling menentukan sukses tidaknya suatu perusahaan, karena sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang independen, sedangkan faktor lainnya (non manusia) merupakan faktor produksi yang dependen. Dikatakan independen karena manusia mempunyai pengaruh yang dominan terhadap faktor produksi yang lain, oleh karena itu perusahaan dituntut untuk mengelola sumber daya manusia yang dimiliki dengan baik demi kelangsungan hidup dan kemajuan perusahaan. Keberhasilan dalam proses operasional perusahaan tidak hanya tergantung pada lengkapnya peralatan yang dimiliki, tetapi juga pada manusia (karyawan) yang menjalankan peralatan tersebut.
Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang diharapkan tergantung pada kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor paling dominan bagi perusahaan. Tenaga kerja atau karyawan memegang peranan penting dalam suatu perusahaan, sebab perusahaan tidak akan maju dan berkembang tanpa ditunjang oleh kemampuan tenaga kerja atau karyawan sekalipun perusahaan tersebut mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap dan canggih.
Kontribusi karyawan bagi perusahaan sangat dominan, karena karyawan adalah penghasil kerja bagi perusahaan, maksudnya adalah setiap pekerjaan dalam perusahaan selalu dilaksanakan oleh karyawan. Berhasil tidaknya suatu perusahaan banyak bergantung pada unsur manusia yang melakukan pekerjaan sehingga perlu adanya balas jasa terhadap karyawan sesuai dengan sifat dan keadaannya. Seorang karyawan perlu diperlakukan dengan baik agar karyawan tetap bersemangat dalam bekerja. Pimpinan perusahaan dituntut untuk memperlakukan karyawan dengan baik dan memandang mereka sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan baik materi maupun non materi serta harus mengetahui, menyadari dan berusaha agar dapat memenuhi kebutuhan karyawannya, sehingga karyawan dapat bekerja sesuai dengan harapan perusahaan.
Pemberian kompensasi yang sesuai kepada karyawan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dan karyawan. Perusahaan akan mendapatkan karyawan yang bersedia bekerja dan menjalankan tugas-tugas dengan baik, sedangkan karyawan merasa pemberian kompensasi sebagai penghargaan atas kerja yang telah dilaksanakan. Hubungan tersebut akan menentukan kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan.
Apabila perusahaan ingin memikat karyawan yang cakap, dan mempertahankan karyawan yang telah ada, maka pimpinan perusahaan harus bisa menerapkan kompensasi yang layak dan seimbang dengan tenaga atau jasa yang telah diberikan oleh karyawan kepada perusahaan, serta mengatur pemberian kompensasi tersebut tepat pada waktunya. Kompensasi yang diterapkan secara benar akan membantu perusahaan dalam mendapatkan karyawan-karyawan yang kompeten dan menjaga agar karyawan yang telah ada merasa nyaman bekerja dalam perusahaan dan tidak berkeinginan untuk meninggalkan perusahaan.
Pentingnya pemberian kompensasi adalah sebagai salah satu cara yang dilakukan perusahaan agar karyawan mempunyai tanggung jawab terhadap perusahaannya. Pemberian kompensasi yang diterapkan secara benar kepada karyawan akan mengurangi rasa kekhawatiran karyawan terhadap masalah ekonomi dan kebutuhan sehari-hari karyawan, karena karyawan dapat memenuhinya dengan kompensasi yang diterima dari perusahaan tempat dia bekerja. Keadaan tersebut akan merangsang karyawan untuk memberikan imbalan dalam wujud patuh pada peraturan kerja dan tanggung jawab terhadap kelancaran perusahaan. Dengan kata lain, mereka mau bekerja disebabkan merasa dengan bekerja itu mereka akan mendapatkan kompensasi sebagai sumber rezeki untuk menghidupi diri dan keluarganya. Adanya kepastian bahwa sumber tersebut akan selalu ada selama dia menjadi karyawan dalam perusahaan, diharapkan dapat meningkatkan
            Semangat kerja merupakan hal yang sangat penting dalam setiap usaha kerjasama sekelompok orang dalam suatu organisasi, semangat kerja yang tinggi akan menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi dan akan mempermudah perusahaan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Suatu usaha tidak akan mengalami kemajuan tanpa adanya semangat kerja yang tinggi, semangat kerja yang tinggi akan memberikan dampak positif bagi perusahaan, sebaliknya semangat kerja yang rendah akan merugikan perusahaan seperti tingkat absensi yang tinggi, perpindahan karyawan, dan produktivitas yang rendah.
KELUHAN-KELUHAN KARYAWAN
            Dalam konteks yang konstruktif, mengeluhkan pekerjaan bisa membawa perbaikan. Misalnya, jika mengeluhkan tentang kurangnyamannya lingkungan kerja kita. Karena keluhan itu, kita terdorong untuk mengajak teman-teman merasakan hal yang sama di perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan bagi semua. Dalam kasus ini, sebuah keluhan menjadi daya dorong untuk melakukan perbaikan.

Sebuah keluhan bisa memberi dampak positif jika memenuhi sekurang-kurangnya 3 kriteria. Pertama
 keluhan itu disampaikan secara konstruktif. Mengapa keluhan perlu disampaikan secara konstruktif? Karena perusahaan enggan mendengar keluhan yang disampaikan secara destruktif. Misalnya, ada karyawan yang menyampaikan keluhan secara emosional. Alih-alih perusahaan menerima keluhan itu, malah menilai karyawan yang bersangkutan tidak bersikap dewasa. Selain itu, keluhan yang disampaikan secara destruktif bisa mengundang antipati kolega yang lain. Maka terjadilah kubu-kubu diantara sesama pekerja.
Kedua
Keluhan itu memiliki ruang untuk perbaikan demi kepentingan bersama. Keluhan yang menyangkut kepentingan banyak orang berpeluang untuk mendapatkan perhatian. Sebab, selain akan mendapatkan dukungan dari rekan sekerja, juga bisa membangun kesadaran perusahaan bahwa hal yang dikeluhkan tersebut dapat mengganggu kinerja perusahaan dalam skala besar. Pada akhirnya, kepentingan perusahaan juga yang terancam.
Hal ini juga berarti bahwa perbaikan yang diharapkan itu harus berada dalam jangkauan kemampuan perusahaan. Sebab, bagaimanapun juga kita tidak dapat menuntut apapun diluar kemampuan perusahaan. Sebagai contohnya, kita menuntut kenaikan gaji sebesar sepuluh persen. Keluhan itu disampaikan dengan cara simpatik (memenuhi syarat pertama), dan menyangkut kepentingan bersama. Tetapi, nilai penjualan perusahaan tengah menurun drastis karena krisis ekonomi, misalnya. Maka hal ini menjadi tidak rasional untuk dituntut. Agak aneh juga kan kalau peghasilan perusahaan menurun tapi kita menuntut kenaikan signifikan atas pendapatan kita. Bukankah prestasi perusahaan itu menggambarkan kinerja yang kita kontribusikan?
Ketiga
Keluhan itu ditindaklanjuti dengan proporsional. Kita tahu bahwa tindak lanjut adalah urat nadi terjadinya perbaikan yang diharapkan. Namun, dalam banyak situasi; tindakan proporsional itu harus dilakukan dua arah. Tidak bisa hanya perusahaan saja. Dan juga tidak mungkin jika hanya dilakukan oleh karyawan saja. Misalnya, untuk membangun lingkungan kerja yang menyenangkan tadi, semua karyawan harus terlibat. Jika ada ’satu’ saja karyawan ’pengacau’, bisa jadi segalanya menjadi terganggu. Sebaliknya, jika semua kolega mendukung dan berkomitmen tetapi perusahaan tidak mendukung dalam bentuk policy atau endorsement lainnya, maka hal itu menjadi sulit untuk diwujudkan.
Dengan cara itu, keluhan kita bisa membawa perbaikan keadaaan. Namun demikian, kadang-kadang kita tidak tinggal pada situasi yang seideal itu. Bahkan, dalam banyak situasi penyelesaiannya memakan waktu dan energi yang sangat banyak. Oleh karena itu, dibutuhkan komitmen jangka panjang dari kedua belah pihak. Jika tidak, masalahnya bisa menjadi lebih rumit hingga berpotensi menimbulkan sengketa antara kerusahaan dan karyawan.
Bagaimana kalau sengketa itu tidak bisa dihindarkan? Tentu ada banyak pilihan. Tetapi, menyelesaikan dipengadilan biasanya bukanlah hal yang menyenangkan bagi kedua belah pihak. Sebab, yang paling diuntungkan bukan mereka, melainkan para pesaing. Dan, para pelanggan bisa ikut terseret menjadi korban. Oleh karena itu, sebisa mungkin upaya semacam itu dihindari. Dan cara terbaik yang bisa menjadi alternatifnya adalah jalur diplomasi atau negosiasi. Oleh karena itu, karyawan perlu memiliki kemampuan negosiasi, sehingga ketika proses penyelesaian masalah itu berlangsung; bukan otot dan emosi yang bermain, melainkan kaidah-kaidah negosiasi profesional. Dan orang-orang yang faham kaidah negosiasi tidak semata-mata memperjuangkan keputusan yang menguntungkan pihak yang diwakilinya belaka, melainkan kepentingan bersama.
Tapi, mengapa sejauh ini banyak sekali masalah yang menimbulkan demo dan penyelesaian di meja hijau? Mungkin itu karena kita belum terampil untuk melakukan negosiasi. Jadi, sudah saatnya kita memiliki keterampilan negosiasi itu. Karena, negosiasi tidak hanya proses transaksi antara penjual dan pembeli; melainkan juga antara karyawan dan perusahaan. Lebih dari itu, dalam situasi yang serba menantang seperti saat ini; perusahaan dan karyawan perlu lebih kompak lagi. Dan mungkin, krisis ini bisa menjadi memoentum yang baik bagi kita untuk sama-sama belajar membangun hubungan karyawan dan perusahaan yang lebih harmonis.[3]
Dari data diatas:
Landasan Memanajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Edwin Flippo yang di alih bahasakan oleh Moh Masud bahwa Memanajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat.
Menurut T. Hani Handoko Memanajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi
Jadi dapat disimpulkan bahwa Memanajemen Sumber Daya Manusia adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat.
Tujuan utama dari memanajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan kontribusi sumber daya manusia ( Karyawan ) terhadap organisasi dalam rangka mencapai produktivitas organisasi yang bersangkutan.
Perencanaan Sumber Daya Manusia

Titik awal dalam menarik sumber daya manusia yang berkualitas adalah perencanaan. Perencanaan sumber daya manusia melibat analisis pekerjaan serta perkiraan permintaan dan penawaran tenaga kerja.
Analisis pekerjaan adalah analisis sistematis terhadap pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi. Analisis pekerjaan terdiri dari dua bagian, yaitu :
1.       Deskripsi Pekerjaan

Merincikan tugas-tugas beserta tanggungjawab suatu pekerjaan, lingkungan kerja serta alat, bahan, perlengkapan, dan informasi yang digunakan dalam melakukan pekerjaan tersebut.
2.      Spesifikasi Pekerjaan

Merincikan keterampilan, kemampuan, dan pengalaman untuk melakukan pekerjaan tersebut secara efektif.



Staffing Organisasi

Penyusunan staf dalam organisasi merupakan salah satu tugas yang paling rumit dan penting dalam memanajemen sumber daya manusia yang baik. Penyusunan staf dari luar maupun dari dalam harus diawali dengan rekrutmen yang efektif.

Rekrutmen adalah proses penarikan orang-orang yang memenuhi persyaratan untuk mengajukan lamaran atas pekerjaan yang belum terisi. Rekrutmen menurut asalnya dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Rekrutmen Internal
Berarti mempertimbangkan karyawan yang ada sebagai kandidat atas lowongan pekerjaan tersedia sehingga juga dapat membantu membangun semangat kerja dan mempertahankan karyawan yang berkualitas tinggi agar tidak meninggalkan perusahaan.
2.      Rekrutmen External
Melibatkan usaha menarik orang-orang dari luar organisasi untuk melamar lowongan pekerjaan. Metode rekrutmen external meliputi pemasangan iklan, wawancara di kampus, badan-badan pencari tenaga kerja atau eksekutif, aula rekrutmen serikat pekerja, referensi dari karyawan yang ada dan rekrutmen “walk in” atau “gate hire” ( Orang yang datang tanpa diseleksi terlebih dahulu ).
Membangun Etos Kerja

Secara etimoligis, etos berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan, adat istiadat atau kebiasaan. Sebagai suatu subyek dari arti etos tersebut adalah etika yang berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.
Dikatakan memiliki etos kerja yang tinggi, apabila menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:
• Mempunyai penilaian yang sangat positif terhadap hasil kerja manusia.
• Menempatkan pandangan tentang kerja, sebagai suatu hal yang amat luhur bagi eksistensi manusia.
• Kerja yang dirasakan sebagai aktivitas yang bermakna bagi kehidupan manusia.
• Kerja dihayati sebagai suatu proses yang membutuhkan ketekunan dan sekaligus sarana yang penting dalam mewujudkan cita-cita,
• Kerja dilakukan sebagai bentuk ibadah.
                                    
kerja adalah cara untuk mengaktualisasikan / menunjukkan jati diri. Kalau melakukan pekerjaan dengan baik, maka jati diri juga positif.
4. Kerja adalah panggilan

Setiap pekerjaan adalah panggilan dari Tuhan Yang Maha Esa, untuk melakukan kewajiban sesuai bakat / talenta yang dimiliki.
5. Kerja adalah ibadah

Dengan bekerja yang baik, memuliakan Tuhan yang melindungi dan memberkati.
6. Kerja adalah seni

Masing-masing pekerjaan yang dilakukan bukan seperti ilmu pasti, Variasi tugas, masalah yang dihadapi, seringkali membuat harus melakukan toleransi dan improvisasi seperti membuat sebuah karya seni.
7. Kerja adalah kehormatan

Apapun yang dilakukan memiliki peran yang penting. Setiap peran baik guru, siswa, karyawan, satpam, jaga malam mempunyai peranan penting. Seperti jam dinding, yang penting bukan hanya jarum jam-nya saja, tetapi juga per-nya, mesin, baut yang tidak kelihatan, justru itulah yang membuat jamnya bisa berfungsi. Sebuah kehormatan memberikan sumbangsih dalam hidup ini.
8. Kerja adalah pelayanan

Setiap hal yang dilakukan, termasuk menjaga keamanan, membersihkan gedung dan sebagainya, bertujuan membantu orang lain agar bisa berfungsi dengan baik.Jadi pekerjaan adalah bentuk pelayanan untuk menolong orang lain.
Kompensasi dan Insentif

Kompensasi dan Insentif sangat pentin bagi pegawai guna merangsang seseorang untuk melakukan pekerjaan melebihi apa yang diinginkan organisasi.
Kompensasi merupakan segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa untuk kontribusi yang telah diberikan kepada organisasi ( Davis & Werther,2002 ). Apabila kompensasi diberikan secara tepat, maka pegawai akan memperoleh kepuasan kerja dan termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Sistem Kompensasi yang diberikan oleh perusahaan adalah tunjangan. Tunjangan itu berupa upah dan gaji, rencana pensiun dan pemuatan biaya tunjangan.
Rencana Pensiun merupakan salah satu tunjangan penting yang tersedia bagi banyak karyawan. Kebanyakan rencana pensiun yang disponsori perusahaan diatur sedemikian rupa agar dana dibayar kepada karyawan ketika mereka pensiun.
Persetujuan Kolektif

Tawar Menawar merupakan satu proses yang terus berjalan yang mencakup baik pembuatan konsep maupun pelaksanaan syarat-syarat kontrak tenaga kerja.
Proses tawar menawar kolektif dimulai ketika serikat buruh dikenal sebagai negosiator yang istimewa bagi para anggotanya. Untuk menyepakati sebuah kontrak dimulai ketika pemimpin serikat buruh bertemu dengan perwakilan manajemen. Sesi-sesi negosiasi berfokus pada pengidentifikasikan zona tawar menawar.
Bila permintaan tidak dipenuhi, serikat buruh mungkin menempuh berbagai taktik untuk meraih tawar menawar. Yang paling utama adalah pemogokan, yang mungkin berbentuk demonstrasi, boikot, atau perlambatan kerja.
[4]                                                  


Leave a Reply