Makalah Pengawasan
MAKALAH
PENGAWASAN
Tugas
ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah
“Manajemen
Syariah”
Dosen pembimbing:
Sri
Eka Astutiningsih,SE.,M.M.
![]() |
Disusun oleh:
Kelompok VIII
1.
Ahmad Nizar 3214093004
2.
Citra Mulya Sari 3214093005
3.
Duwi Vidia Irfani 3214093006
SYARIAH/MPS
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN TULUNGAGUNG
MARET 2012
PENGAWASAN
(CONTROLING)
Devinisi
pengawasan:
Menurut
Robert J. Mockler pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan standar
pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur
deviasi-deviasai dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua
sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.
Pengendalian
/ Pengawasan adalah proses mengarahkan seperangkat variable / unsure ( manusia,
peralatan, mesin, organisasi ) kearah tercapainya suatu tujuan atau sasaran
manajemen.
Pengendalian dan pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah pelaksanaan suatu kegiatan dalam organisasi sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah digariskan atau ditetapkan.
Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai : “… the process by which manager determine wether actual operation are consistent with plans”.
Pengendalian dan pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah pelaksanaan suatu kegiatan dalam organisasi sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah digariskan atau ditetapkan.
Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai : “… the process by which manager determine wether actual operation are consistent with plans”.
Dengan
demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan
agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah
tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak
penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk
mengatasinya. Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses
pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu :
(a)
penetapan standar pelaksanaan
(b)
penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;
(c)
pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;
(d)pembandingan
pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan
(e)
pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.
Fungsi-fungsi
manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu
dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen.
Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara
berbagai fungsi manajemen.
Fungsi Pengawasan:
Yaitu suatu proses untuk menetapkan
pekerjaan yang sudah dilakukan, menilai dan mengoreksi agar pelaksanaan
pekerjaan itu sesuai dengan rencana semula.
TAHAPAN-TAHAPAN PROSES PENGAWASAN
1. Tahap Penetapan Standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang
1. Tahap Penetapan Standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang
digunakan sebagai patokan dalam
pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum
yaitu :
a. standar phisik
b. standar moneter
c. standar waktu
2. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat
3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan l
a. standar phisik
b. standar moneter
c. standar waktu
2. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat
3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan l
laporan, metode, pengujian, dan
sampel.
4. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya
4. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya
mengapa bisa terjadi demikian, juga
digunakan sebagai alat pengambilan keputusan
bagai manajer.
5. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada
5. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada
perbaikan dalam pelaksanaan.
BENTUK-BENTUK PENGAWASAN
1. Pengawasan Pendahulu (feeforward control, steering controls)
Dirancang untuk mengantisipasi penyimpangan standar dan memungkinkan koreksi
1. Pengawasan Pendahulu (feeforward control, steering controls)
Dirancang untuk mengantisipasi penyimpangan standar dan memungkinkan koreksi
dibuat sebelum kegiatan
terselesaikan. Pengawasan ini akan efektif bila manajer dapat
menemukan informasi yang akurat dan
tepat waktu tentang perubahan yang terjadi atau
perkembangan tujuan.
2. Pengawasan Concurrent (concurrent control)
Yaitu pengawasan “Ya-Tidak”, dimana suatu aspek dari prosedur harus memenuhi
2. Pengawasan Concurrent (concurrent control)
Yaitu pengawasan “Ya-Tidak”, dimana suatu aspek dari prosedur harus memenuhi
syarat yang ditentukan sebelum
kegiatan dilakukan guna menjamin ketepatan
pelaksanaan kegiatan.
3. Pengawasan Umpan Balik (feedback control, past-action controls)
Yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur
3. Pengawasan Umpan Balik (feedback control, past-action controls)
Yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur
penyimpangan yang mungkin terjadi
atau tidak sesuai dengan standar.
METODE-METODE
PENGAWASAN
Metode-metode pengawasan bisa
dikelompokkan ke dalam dua bagian; pengawasan non-kuantitatif dan pengawasan
kuantitatif
a. Pengawasan Non-kuantitatif
Pengawasan non-kuantitatif tidak melibatkan angka-angka dan dapat digunakan untuk
a. Pengawasan Non-kuantitatif
Pengawasan non-kuantitatif tidak melibatkan angka-angka dan dapat digunakan untuk
mengawasi prestasi organisasi secara
keseluruhan. Teknik-teknik yang sering
digunakan
adalah:
1) Pengamatan (pengendalian dengan
observasi). Pengamatan ditujukan untuk
mengendalikan kegiatan atau produk
yang dapat diobservasi.
2) Inspeksi teratur dan langsung.
Inspeksi teratur dilakukan secara periodic dengan
mengamati kegiatan atau produk yang
dapat diobservasi.
3) Laporan lisan dan tertulis. Laporan lisan dan tertulis dapat menyajikan informasi yang
3) Laporan lisan dan tertulis. Laporan lisan dan tertulis dapat menyajikan informasi yang
dibutuhkan dengan cepat disertai
dengan feed-back dari bawahan dengan relatif lebih
cepat.
4) Evaluasi pelaksanaan.
5) Diskusi antara manajer dengan bawahan tentang pelaksanaan suatu kegiatan. Cara ini
4) Evaluasi pelaksanaan.
5) Diskusi antara manajer dengan bawahan tentang pelaksanaan suatu kegiatan. Cara ini
dapat menjadi alat pengendalian
karena masalah yang mungkin ada dapat didiagnosis
dan dipecahkan bersama.
6) Management by Exception (MBE). Dilakukan dengan memperhatikan perbedaan yang
6) Management by Exception (MBE). Dilakukan dengan memperhatikan perbedaan yang
signifikan antara rencana dan
realisasi. Teknik tersebut didasarkan pada prinsip
pengecualian. Prinsip tersebut
mengatakan bahwa bawahan mengerjakan semua
kegiatan rutin, sementara manajer hanya
mengerjakan kegiatan tidak rutin.[13]
b. Pengawasan Kuantitatif
Pengawasan kuantitatif melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi. Beberapa
b. Pengawasan Kuantitatif
Pengawasan kuantitatif melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi. Beberapa
teknik yang dapat dipakai dalam
pengawasan kuantitatif adalah:
1) Anggaran
1) Anggaran
- anggaran operasi, anggaran
pembelanjaan modal, anggaran penjualan, anggaran kas
- anggaran khusus, seperti planning programming, bud getting system (PBS), zero-base
- anggaran khusus, seperti planning programming, bud getting system (PBS), zero-base
budgeting ( ZBB ), dan human
resource accounting ( HRA )
2) Audit
2) Audit
- Internal Audit
Tujuan : membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab
Tujuan : membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab
mereka dengan cara mengajukan
analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar
mengenai kegiatan mereka.
- Ekternal Audit
Tujuan : menetukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar
- Ekternal Audit
Tujuan : menetukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar
keadaan keuangan dan hasil
perusahaan, pemeriksaan dilakasanakan oleh pihak yang
bebas dari pengaruh manajemen.
3) Analisis break-even
3) Analisis break-even
Menganalisa dan menggambarkan
hubungan biaya dan penghasilan untuk menentukan
pada volume berapa agar biaya total
sehingga tidak mengalami laba atau rugi.
4) Analisis rasio
Menyankut dua jenis perbandingan
1. Membandingkan rasia saat ini dengan rasia-rasia dimasa lalu
2. Membandingkan rasia-rasia suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis
5) Bagian dari Teknik yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan kegiatan, seperti :
1. Bagan Ganti
Bagan yang mempunyai keluaran disatu sumbu dan satuan waktu disumbu yang lain
1. Membandingkan rasia saat ini dengan rasia-rasia dimasa lalu
2. Membandingkan rasia-rasia suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis
5) Bagian dari Teknik yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan kegiatan, seperti :
1. Bagan Ganti
Bagan yang mempunyai keluaran disatu sumbu dan satuan waktu disumbu yang lain
serta menunjukan kegiatan yang
direncanakan dan kegiatan yang telah diselesaikan
dalam hubungan antar setiap kegiatan
dan dalam hubunganya dengan waktu.
2. Program Evaluation and Reviw Technique (PERT)
Dirancang untuk melakukan scheduling dan pengawasan proyek – proyek yang
2. Program Evaluation and Reviw Technique (PERT)
Dirancang untuk melakukan scheduling dan pengawasan proyek – proyek yang
bersifat kompleks dan yang
memerlukan kegiatan – kegiatan tertentu yang harus
dijalankan dalam urutan tertentu dan
dibatasi oleh waktu.
Syarat-syarat untuk menjalankan
pengawasan yang baik, yakni :
1. Pengawasan
harus mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan.
2. Pengawasan
harus melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi dengan segera.
3. Pengawasan
harus mempunyai pandangan ke depan.
4. Pengawasan
harus obyektif,teliti,dan sesuai dengan standard yang digunakan.
5. Pengawasan
harus luwes atau fleksibel.
6. Pengawasan
harus serasi dengan pola organisasi.
7. Pengawasan
harus ekonomis.
8. Pengawasan
harus mudah dimengerti.
9. Pengawasan
harus diikuti dengan perbaikan atau koreksi.
Agar pengawasan dapat dilaksanakan
dengan baik,
maka pengawasan harus:
maka pengawasan harus:
- Ekonomis
- Mudah dimengerti
- Adanya tindakan koreksi
- Melaporkan penyimpangan yang mungkin terjadi
Tujuan dilaksanakan pengawasan
adalah :
a. untuk menjadikan pelaksanaan dan hasil kegiatan sesuai dengan rencana dan tujuan.
b. Untuk memecahkan masalah
c. Untuk mengurangui resiko kegagalan suatu rencana
d. Untuk membuat perubahan – perubahan maupun perbaikan – perbaikan.
e. Untuk mengetahui kelemahan – kelemahan pelaksaannya
a. untuk menjadikan pelaksanaan dan hasil kegiatan sesuai dengan rencana dan tujuan.
b. Untuk memecahkan masalah
c. Untuk mengurangui resiko kegagalan suatu rencana
d. Untuk membuat perubahan – perubahan maupun perbaikan – perbaikan.
e. Untuk mengetahui kelemahan – kelemahan pelaksaannya
PELAKU ATAU PELAKSANA PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN :
Pengawasan dan Pengendalian dilakuakan oleh :
a. Pihak manajemen pada masing – masing fungsi organisasi.
b. Pihak luar manajemen ( Auditor )
Pengawasan dan Pengendalian dilakuakan oleh :
a. Pihak manajemen pada masing – masing fungsi organisasi.
b. Pihak luar manajemen ( Auditor )
Jenis-Jenis Pengawasan
Jenis-jenis pengawasan dapat ditinjau dari 3 segi
a. Waktu
b. Obyek
c. Subyek
Jenis-jenis pengawasan dapat ditinjau dari 3 segi
a. Waktu
b. Obyek
c. Subyek
a. Pengawasan dari segi waktu
Pengawasan dari segi waktu dapat dilakukan secara preventif dan secara reprensif. Alat
yang dipakai dalam pengawasan ialah
perencanaan budget, sedangkan pengawasan
secara repensif alat budget dan
laporan.
b. Pengawasan dilihat dari segi obyektif
Pengawasan dari segi obyektif ialah pengawasan terhadap produksi dan sebagainya.
b. Pengawasan dilihat dari segi obyektif
Pengawasan dari segi obyektif ialah pengawasan terhadap produksi dan sebagainya.
Ada juga yang mengatakan karyawan
daru segi obyek merupakan pengawasan secara
administratif dan pengawasa
operatif. Contoh pengawasan administratif ialah
pengawasan anggaran, inspeksi,
pengawasan order dan pengawasan kebijaksanaan.
c. Pengawasan dari segi subyek
Pengawasan dari segi subyek terdiri dari pengawasan intern dan pengawasan ekstern.
c. Pengawasan dari segi subyek
Pengawasan dari segi subyek terdiri dari pengawasan intern dan pengawasan ekstern.
Pengawasan Intern
Pengawasan intern dalam perusahaan biasanya dilakukan oleh bagian pengawasan perusahaan (internal auditor). Laporan tertulis dari bawahan kepada atasan pada umumnya terdiri dari :
a. Laporan harian
b. Laporan mingguan
c. Laporan Bulanan
d. Laporan khusus
e. Laporan harian
Pengawasan intern dalam perusahaan biasanya dilakukan oleh bagian pengawasan perusahaan (internal auditor). Laporan tertulis dari bawahan kepada atasan pada umumnya terdiri dari :
a. Laporan harian
b. Laporan mingguan
c. Laporan Bulanan
d. Laporan khusus
e. Laporan harian
Pengawasan Ekstern
Pengawasan ekstren dilakukan oleh akuntan publict (certified public accountant). publikasi laporan neraca dan rugi laba yang menyebabkan jalannya perusahaan wajibdi periksa oleh akuntan publik.
Adapun pemeriksaan yang umum dilakukan oleh akuntan publik dapat dibagi jadi 4 golongan
Pengawasan ekstren dilakukan oleh akuntan publict (certified public accountant). publikasi laporan neraca dan rugi laba yang menyebabkan jalannya perusahaan wajibdi periksa oleh akuntan publik.
Adapun pemeriksaan yang umum dilakukan oleh akuntan publik dapat dibagi jadi 4 golongan
a. Pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum atau general audit adalah pemeriksaan rutin tentang kebenaran
Pemeriksaan umum atau general audit adalah pemeriksaan rutin tentang kebenaran
data administrasi perusahaan.
b. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus atau spesical anfestigation adalah suatu pemeriksaan khusus yang
b. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus atau spesical anfestigation adalah suatu pemeriksaan khusus yang
yang ditugaskan kepada akuntan
public.
c. Pemeriksaan Neraca
Pemeriksaan neraca dikenal juga drngan balance sheet audit artinya suatu pemeriksaan
c. Pemeriksaan Neraca
Pemeriksaan neraca dikenal juga drngan balance sheet audit artinya suatu pemeriksaan
khusus terhadap neraca perusahaan.
d. Pemeriksaan sempurna Suatu pemeriksaan semputna (detail audit) berhubungan erat
d. Pemeriksaan sempurna Suatu pemeriksaan semputna (detail audit) berhubungan erat
dengan pemeriksaan khusus.
Perancangan Proses Pengawasan
William H. Newman menetapkan prosedur sistem pengawasan, dimana dikemukakan lima jenis pendekatan, yaitu :
1. Merumuskan hasil diinginkan, yang dihubungkan dengan individu yang melaksanakan.
2. Menetapkan petunjuk, dengan tujuan untuk mengatasi dan memperbaiki
penyimpangan sebelum kegiatan
diselesaikan, yaitu dengan :
a. pengukuran input
b. hasil pada tahap awal
c. gejala yang dihadapi
d. kondisi perubahan yang diasumsikan
3. Menetapkan standar petunjuk dan hasil, dihubungkan dengan kondisi yang dihadapi.
4. Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik, dimana komunikasi pengawasan
a. pengukuran input
b. hasil pada tahap awal
c. gejala yang dihadapi
d. kondisi perubahan yang diasumsikan
3. Menetapkan standar petunjuk dan hasil, dihubungkan dengan kondisi yang dihadapi.
4. Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik, dimana komunikasi pengawasan
didasarkan pada prinsip manajemen by
exception yaitu atasan diberi informasi bila
terjadi penyimpangan dari standar.
5. Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi, bila perlu suatu tindakan diganti
5. Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi, bila perlu suatu tindakan diganti
Fungsi Pengawasan Dalam Islam
Latar Belakang
Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala
aktifias yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Sedangkan
fungsi pengawasan dalam manajemen adalah upaya sistematis dalam menetapkan
standar kinerja dan berbagai tujuan yang direncanakan, mendesain sistem
informasi umpan balik, membandingkan antara kinerja yang dicapai dengan standar
yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan apakah terdapat penyimpangan dan
tingkat signifikansi dari setiap penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan
yang diperlukan secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Dalam islam pengawasan lebih ditujukan kepada kesadaran
dalam diri sendiri tentang keyakinan bahwa Allah SWT selalu mengawasi kita,
sehingga takut untuk melakukan kecurangan. juga kesadaran dari luar diri kita,
dimana ada orang yang juga mengawasi kinerja kita. Seorang pemimpin harus mampu
mengawasi semua kinerja dari karyawannya agar tujuan dari sebuah perusahaan
dapat tercapai sebagaimana yang telah direncanakan. Untuk mendukung jalannya
pengawasan dengan baik, maka setiap elemen yang ada dalam perusahaan memiliki
ketakwaan yang tinggi kepada Allah SWT, kesadaran anggota untuk mengontrol
sesamanya, dan penetapan aturan yang tidak bertentangan dengan syariah. Dengan
demikian, pengawasan dapat berjalan sebagaiman mestinya.
A. Pengertian
Pengawasan
Pengawasan
atau pengendalian didefinisikan sebagai suatu upaya sistematis untuk menetapkan
standar prestasi kerja dengan tujuan perencanaan untuk mendesain sistem umpan
balik informasi, untuk membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang
telah ditetapkan, menentukan apakah ada penyimpangan, dan mengambil tindakan
perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumberdaya organisasi
telah digunakan dengan cara paling efektif dan efisien guna tercapainya tujuan
organisasi
Pengawasan
adalah salah satu fungsi dari seorang pemimpin, tapi seorang pemimpin harus
memahami arti dan tujuan pengawasan. George R. Tery (2006:395)
mengartikan control is to determine what is complished, evaluate it and
apply corrective measures, if need, to insure result in keeping with the plan
(Pengawasan adalah mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya
mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tidankan-tindakan
korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan).
Henry Fayol mengatakan control consist in verifying whwther
everything occure in conformity with the plan adopted, the instruction issued
and principles established. Sedang Newman mengartikan control is
assurance that the performance conform to plan.
Dari
batasan diatas pengawasan bisa disimpulkan sebagai suatu proses untuk
menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan mengoreksi
bila perlu dengan maksud upaya pelaksanaan pekejaan sesuai dengan rencna
semula. Pengawasan berkaitan dengan mengidentifikasi komitmen terhadap tindakan
yang ditunjukan untuk hasil masa yang akan datang. sehingga pengawasan
dilaksanakan untuk mengusahakan agar komitmen tersbut dilaksanakan.
Kemudian,
Persyaratan pengawasan dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Pengawasan Membutuhkan perencanaan. Jelaslah kiranya, bahwa sebelum teknik pengawasan dapat
dipergunakan atau disusun sistemnya, pengawasan harus didasarkan kepada
perencanaan dan bahwa perencanaan yang lebih jelas, lebih lengkap, dan lebih
terpadu akan meningkatkan efektitivas pengawasan.
2. Pengawasan Membutuhkan Struktur Organisasi yang Jelas. Pengawasan yang bertujuan untuk mengukur aktivitas dan
dilaksanakan. Untuk itu harus diketahui orang yang bertanggung jawab atas
terjadinya penyimpangan rencana dan yang harus mengambil tindakan untuk
membetulkannya.
B. Pengawasan Dalam Pandangan Islam
Dalam
pandangan islam, pengawasan dilakukan untuk meluruskan yang tidak lurus,
mengoreksi yang salah, dan membenarkan yang hak. Pengawasan dalam islam terbagi
menjadi dua hal, yaitu :
Pertama, control yang berasal dari diri sendiri yang bersumber dari
tauhid dan keimanan kepada Allah SWT. Seseorang yang yakin bahwa Allah pasti
selalu mengawasi hamba-hambanya, maka ia akan bertindak hati-hati dalam
surat Al-Mujadalah ayat 7 telah dijelaskan bahwa :
“Tidakkah kamu perhatikan, bahwa
Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? tiada
pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada
(pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. dan tiada (pula)
pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan dia
berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian dia akan
memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang Telah mereka kerjakan.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (Al Mujadalah : 7)
Kemudian juga harus didasari atas ketakwaan yang tinggi kepada Allah, dimana
dengan adanya ketakwaan kepada Allah, maka akan ada rasa takut untuk melakukan
suatu kecurangan dalam pekerjaan dan merasa diri bahwa Allah selalu melihat apa
yang kita perbuat.
Kedua, sebuah pengawasan akan lebih efektif jika system
pengawasan tersebut dilakukan dari luar diri sendiri. System pengawasan ini
dapat terdiri atas mekanisme pengawasan dari pemimpin yang berkaitan dengan
penyelesaian tugas yang telah didelegasikan, kesesuaian antara penyelesaian
tugas dan perencanaan tugas, dan lain-lain sebagainya.
C. Fungsi
Dan Prinsip Pengawasan
Fungsi
manajerial pengawasan adalah untuk mengukur dan mengoreksi prestasi kerja
bawahan guna memastikan bahwa tujuan organisasi disemua tingkat dan rencana
yang di desain untuk mencapainya, sedang dilaksanakan. Pengawasan membutuhkan
prasyarat adanya perencanaan yang jelas dan matang serta struktur organisasi
yang tepat. Dalam konteks ini, implementasi syariah diwujudkan melalui tiga
pilar pengawasan, yaitu:
1. Ketaqwaan individu. Seluruh personel SDM perusahaan
dipastikan dan dibina agar menjadi SDM yang bertaqwa.
2. Kontrol anggota. Dengan suasana organisasi yang mencerminkan
formula TEAM, maka proses keberlangsungan organisasi selalu akan mendapatkan
pengawalan dari para SDM-nya agar sesuai dengan arah yang telah ditetapkan.
3. Penerapan (supremasi) aturan. Organisasi ditegakkan dengan
aturan main yang jelas dan transparan serta-tentu saja-tidak bertentangan
dengan syariah.
Sedangkan
prinsip pengawasan yaitu memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai rencana,
sehingga harus ada perencanaan tertentu dan intruksi dan wewnang kepada bawahan
kita. Prinsip lainnya adalah harus mengrefleksikan sifat-sifat dan kebutuhan
dari aktifitas yang harus dievaluasi, dapat dengan segera melaporkan
penyimpangan-penyimpangan, fleksibel, dapt merefleksikan pola organisasi,
ekonomis, dpat dimengerti dan dapat menjamin diadkannya tindakan korektif.
D. Pengawasan
Yang Baik
Pengawasan
yang baik adalah pengawasan yang telah built in ketika menyusun sebuah
program. Dalam menyusun program, harus sudah ada control didalammya. Tujuannya
adalah agar seseorang yang melakukan sebuah pekerjaan merasa bahwa pekerjaannya
itu diperhatikan oleh atasan, bukan pekerjaan yang di acuhkan atau yang
dianggap enteng. Oleh karena itu, pengawasan terbaik adalah pengawasan yang
dibangun dari dalam diri orang yang diawasi dan dari system pengawasan yang
baik.
Sistem pengawasan yang baik tidak dapat dilepaskan dari pemberian hukuman dan
imbalan. Jika seorang karyawan melakukan pekerjaannya dengan baik, maka
karyawan tersebut sebaiknya diberikan imbalan. Bentuk imbalan tidak mesti
bersifat material, akan tetapi juga bisa dalam bentuk pujian dan penghargaan,
serta promosi untuk menaikkan jabatan.
Sebaliknya, jika karyawan melakukan pekerjaan dengan berbagai kesalahan, hingga
merugikan perusahaan, maka sebaiknya karyawan tersebut diberikan hukuman.
Bentuk hukuman tersebut dapat berupa teguran, peringatan, skors, bahkan
pemecatan.
Selain itu, bentuk pengawasan yang baik dapat berjalan jika sang manajer
berusaha memberikan contoh yang baik kepada bawahannya, sehingga karyawan
merasa termotifasi dan dapat menjalankan tugas dengan sebaik mungkin.
E. Mekanisme
Kontrol
Mekanisme
kontrol dapat dilakukan dengan cara pengawasan langsung. Jika seseorang
ditunjukkan untuk menjabat sebagai manajer disuatu perusahaan, maka pemilik
perusahaan harus mengirim orang untuk mengawasi langsung gerak-geriknya. Inilah
yang disebut pengawasan langsung.
Pengawasan yang bersifat langsung memang pengawasan yang semestinya dilakuan
bagi karyawan baru, bukan bagi karyawan lama. Jika karyawan lama yang telah
teruji kepercayaan dan amanahnya, masih juga di awasi dengan cara mengirim
orang lain untuk mengawasi langsung gerak-geriknya, maka hal itu dapat
berakibat negative. Bagi karyawan lama, ada mekanisme pengawasan yang lebih
elegan, misalnya dengan pelaporan yang jelas, tercatat, dan terstruktur.
Pengawasan terhadap karyawan yang bersifat langsung sangat memerlukan
pengawas-pengawas yang tegas, namun humanis. Ada pengawas yang menganggap bahwa
orang yang diawasi harus selalu dicurigai. Akibatnya bukan perkembangan
karyawan yang terjadi, melainkan ketidaknyaman suasana yang jika berlarut-larut
akan menimbulkan konflik yang serius. Meskipun orang yang diawasi memiliki
potensi, namun karena pengawas tidak memberikan kesempatan terlebih dahulu,
maka yang terjadi jauh dari yang diharapkan.
F. Cara
Pengawasan
Ada dua pendapat dalam hal
pengawasan, ada yang mengatakan “benahi dulu orangnya, baru sistemnya.” Dan ada
pula yang lain mengatakan “benahi dahulu sistemnya, nanti orangnya akan
mengikuti.”
Sebenarnya, baik orang ataupun
sistemnya, kedua-duanya harus dibenahi. Jika yang dibenahi adalah system tanpa
membenahi orangnya, maka akan tidak berhasil. Jika disusun system dan aturan
tertentu, namun tidak dihayati, maka pengawasan tidak akan berhasil. Fenomena
yang terjadi dan sudah menjadi rahasia umum adalah bahwa begitu banyak aturan
yang dikeluarkan, maka orang-orang akan berfikir bagaimana cara mengutak-atik
aturan tersebut, bagaimana cara agar melakukan kesalahan, namun tidak melanggar
aturan.
Sebenarnya sistem harus dibangun
bersama-sama dengan membangun SDM ataupun orangnya. Orang yang melakukan
kesalahan harus segera dihukum. Sehingga sistem yang dibangun akan didukung
oleh orang-orang yang baik dan mau menjalankan sistem tersebut.
G. Kunci
Pengawasan
Ada tiga kunci dalam menjalankan
pengawasan, yaitu
1. Pengendalian berawal dari dalam diri sendiri, inheren dalam
diri dengan keyakinan bahwa apapun yang dilakukan akan diawasi oleh Allah SWT.
Allah SWT akan memberikan hukuman dan imbalan didunia ini maupun diakhirat
nanti. Kesadaran seperti inilah yang harus ditumbuhkan. Untuk itu diperlukan
pembinaan yang terus menerus menyangkut pembinaan moral, kerohanian, serta akhlak
secara bersama-sama.
2. Kontrol yang akan berjalan dengan baik jika pemimpinnya
memang orang-orang yang pantas untuk menjadi pengawas dan pengontrol.
3. Dalam mekanisme, sistem harus dibangun dengan baik, sehingga
orang itu secara sadar dan sengaja bahwa jika melakukan sebuah kesalahan, maka
sama saja dengan merusak sistem yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Hafidhuddin, Didin. Hendri tanjung.
2003. Manajemen Syariah Dalam Praktik. Jakarta; Gema Insani Press
Erni Tisnawati Sule & Kurniawan
Saifullah. 2006. Pengantar Manajemen. Jakarta; Kencana
www.google.com Pengawasan
dalam Perspektif Agama Islam, oleh: H Syarifuddin Mahfudz
Fungsi pengawasan dalam organisasi by Ahmad Elqorni