MAKALAH KARYAWAN DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
MAKALAH
KARYAWAN
DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
"MANAJEMEN
SUMBER DAYA MANUSIA "

Disusun
Oleh :
1. Putri
Setiya Erdani (3223103057)
JURUSAN SYARIAH
PRODI MPS
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) TULUNGAGUNG
2011
BAB
I
PENDAHULUAN
Masalah daya saing dalam
pasar dunia yang semakin terbuka merupakan isu kunci dan tantangan yang tidak
ringan. Tanpa dibekali kemampuan dan keunggulan saing yang tinggi niscaya
produk suatu negara, termasuk produk Indonesia, tidak akan mampu menembus pasar
internasional. Bahkan masuknya produk impor dapat mengancam posisi pasar
domestik. Dengan kata lain, dalam pasar yang bersaing, keunggulan kompetitif
(competitive advantage) merupakan faktor yang desisif dalam meningkatkan
kinerja perusahaan. Oleh karena itu, upaya meningkatkan daya saing dan
membangun keunggulan kompetitif bagi produk Indonesia tidak dapat ditunda-tunda
lagi dan sudah selayaknya menjadi perhatian berbagai kalangan, bukan saja bagi
para pelaku bisnis itu sendiri tetapi juga bagi aparat birokrasi, berbagai
organisasi dan anggota masyarakat Mengelola secara optimal hubungan antara
pekerja dengan perusahaan adalah hal yang krusial dalam konteks produktivitas
kerja dan keberlangsungan perusahaan itu sendiri. Ketidak mampuan mengelola
hubungan dengan karyawan dapat menimbulkan akibat-akibat negatif yang bukan
saja memiliki konsekwensi hukum, tapi juga memiliki konsekwensi lateral dengan
eksistensi bisnis.Untuk mampu mengelola hubungan indurtrial, seorang Industrial
Officer bukan saja perlu dibekali dengan konteks legalitas (perburuhan), tapi
juga dengan keterampilan yang memadai dalam menginisiasi program-program yang
dapat menjaga dan menjamin hubungan yang produktif antara perusahaan dan
karyawan.[1]
Di era globalisasi, kondisi perekonomian mengalami kemajuan yang signifikan.
Kemajuan yang ditandai dengan canggihnya teknologi yang diciptakan, berdampak
pada laju perekonomian dunia yang semakin pesat. Apabila suatu perusahaan ingin
bertahan dan berkembang dalam persaingan yang ketat, maka perusahaan harus
meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya yang dimilikinya termasuk
sumber daya manusia dan sistem manajemennya.
A. Cara
Menjalin Hubungan Baik Antara Perusahaan dan Karyawan
Karyawan dan perusahaan keduanya
adalah hal yang saling berhubungan dan membutuhkan karena tanpa ada karyawan,
perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik. Demikian tanpa ada perusahaan
bagaimana karyawan dapat bekerja. Hal yang akan saya bahas disini adalah
menjalin hubungan baik dengan karyawan, berikut caranya :
Outing
Ajaklah karyawan untuk pergi outing
karena biasanya di tempat outing kita akan menemukan permainan ketangkasan yang
akan membantu karyawan dalam pengembangan diri. Untuk pergi ke tempat outing
perusahaan harus menggunakan mobil yang cukup besar sehingga karyawan dapat
pergi bersama dan biasanya jasa sewa mobil menyediakan mini bus dan mobil besar
lainnya yang sangat di perlukan oleh karyawan.
Liburan
Ajaklah karayawan liburan bersama
seperti ke pantai, pulau, puncak, taman wisata dan tempat liburan lainnya. Hal
ini membantu karyawan melupakan jenuh, kesal dan bosan dengan pekerjaan. Untuk
pergi liburan sebaiknya gunakan jasa sewa mobil karena jumlah karyawan yang
cukup banyak.
Makan Siang
Makan siang bersama mungkin menurut
sebagian orang tidak berarti tapi menurut saya mulailah menjalin hubungan baik
melalui hal kecil seperti makan siang bersama sehingga membuat karyawan merasa
di hargai oleh perusahaan.
Penghargaan
Berikan penghargaan kepada karyawan
yang berprestasi karena karyawan juga membutuhkan penghargaan dari hasil kerja
mereka.
Mari menjalin hubungan baik dengan karyawan
Mari menjalin hubungan baik dengan karyawan
Sikap Atasan yang Diinginkan Bawahan
Untuk menjadi seorang
pemimpin anda memang diharuskan untuk membina hubungan dengan bawahan anda.
Sedikit karyawan mungkin yang berani terbuka mengutarakan sikap atasan yang
seperti apa yang mereka inginkan. Namun, kebanyakan memilih diam dan menyimpan
keluhan dalam hati karena rasa segan pada atasan.
Hal tersebut cukup
meyulitkan karena biasanya sikap kerja mereka bergantung dari apa yang mereka
rasakan atas sikap atasannya. Jika menurut mereka atasan sudah memenuhi
kriteria sebagai ‘pemimpin,’ maka mereka akan menjalankan tugasnya dengan lebih
ringan dan lancar.
Berikut ini adalah
sikap yang diharapkan ada pada seorang atasan:
- Atasan yang Fleksibel
Fleksibel di sini adalah sikap atasan yang bisa 'berubah' sesuai dengan kondisi. Saat menangani pekerjaan bersikaplah seperti layaknya atasan yang memiliki wibawa di mata anak buah. Tapi diluar jam kerja, anda bisa berubah menjadi sosok yang menyenangkan yang juga suka melemparkan lelucon dan bisa diajak tertawa.
- Atasan yang Bisa Menghargai
Pendapat Karyawan
Memang kata-kata menghargai pendapat seseorang sering dianggap klise. Padahal itu salah satu tolak ukur bagi karyawan untuk melihat apakah ia mampu memberi kontribusi yang berarti kepada perusahaan.
- Atasan yang Memandang
Karyawan sebagai Aset Perusahaan
Tidak bisa dipungkiri bahwa sebuah perusahaan dapat berjalan karena didukung oleh karyawan yang kompeten. Sudah sepantasnya jika karyawan dipandang sebagai aset perusahaan, namun dengan tidak mengesampingkan kebijaksanaan yang dijalankan oleh perusahaan.
- Atasan yang
Memperhatikan Kepentingan Karyawan
Memberikan perhatian atas apa yang sedang dialami oleh bawahan menunjukkan bahwa atasan peduli dengan bawahannya. Ketahuilah apa yang dibutuhkan oleh bawahan dengan begitu bawahan pun tidak akan merasa seperti objek yang hanya dibutuhkan tenaga dan pikirannya saja.[2]
PERAN KARYAWAN
Sumber Daya Manusia
memiliki peranan yang sangat penting dalam perusahaan karena manusia
mampu menciptakan berbagai macam inovasi dan merupakan komponen utama dan
sebagai motor penggerak dalam setiap kegiatan. Sumber daya manusia merupakan
salah satu sumber daya yang paling menentukan sukses tidaknya suatu perusahaan,
karena sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang independen, sedangkan
faktor lainnya (non manusia) merupakan faktor produksi yang dependen. Dikatakan
independen karena manusia mempunyai pengaruh yang dominan terhadap faktor
produksi yang lain, oleh karena itu perusahaan dituntut untuk mengelola sumber
daya manusia yang dimiliki dengan baik demi kelangsungan hidup dan kemajuan
perusahaan. Keberhasilan dalam proses operasional perusahaan tidak hanya
tergantung pada lengkapnya peralatan yang dimiliki, tetapi juga pada manusia
(karyawan) yang menjalankan peralatan tersebut.
Keberhasilan suatu
perusahaan dalam mencapai tujuan yang diharapkan tergantung pada kualitas
sumber daya manusia yang merupakan faktor paling dominan bagi perusahaan.
Tenaga kerja atau karyawan memegang peranan penting dalam suatu perusahaan,
sebab perusahaan tidak akan maju dan berkembang tanpa ditunjang oleh kemampuan
tenaga kerja atau karyawan sekalipun perusahaan tersebut mempunyai sarana dan
prasarana yang lengkap dan canggih.
Kontribusi karyawan bagi
perusahaan sangat dominan, karena karyawan adalah penghasil kerja bagi
perusahaan, maksudnya adalah setiap pekerjaan dalam perusahaan selalu
dilaksanakan oleh karyawan. Berhasil tidaknya suatu perusahaan banyak
bergantung pada unsur manusia yang melakukan pekerjaan sehingga perlu adanya
balas jasa terhadap karyawan sesuai dengan sifat dan keadaannya. Seorang
karyawan perlu diperlakukan dengan baik agar karyawan tetap bersemangat dalam
bekerja. Pimpinan perusahaan dituntut untuk memperlakukan karyawan dengan baik
dan memandang mereka sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan baik materi
maupun non materi serta harus mengetahui, menyadari dan berusaha agar dapat
memenuhi kebutuhan karyawannya, sehingga karyawan dapat bekerja sesuai dengan
harapan perusahaan.
Pemberian kompensasi yang
sesuai kepada karyawan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dan
karyawan. Perusahaan akan mendapatkan karyawan yang bersedia bekerja dan
menjalankan tugas-tugas dengan baik, sedangkan karyawan merasa pemberian
kompensasi sebagai penghargaan atas kerja yang telah dilaksanakan. Hubungan
tersebut akan menentukan kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan.
Apabila perusahaan ingin
memikat karyawan yang cakap, dan mempertahankan karyawan yang telah ada, maka
pimpinan perusahaan harus bisa menerapkan kompensasi yang layak dan seimbang
dengan tenaga atau jasa yang telah diberikan oleh karyawan kepada perusahaan,
serta mengatur pemberian kompensasi tersebut tepat pada waktunya. Kompensasi
yang diterapkan secara benar akan membantu perusahaan dalam mendapatkan
karyawan-karyawan yang kompeten dan menjaga agar karyawan yang telah ada merasa
nyaman bekerja dalam perusahaan dan tidak berkeinginan untuk meninggalkan
perusahaan.
Pentingnya pemberian
kompensasi adalah sebagai salah satu cara yang dilakukan perusahaan agar
karyawan mempunyai tanggung jawab terhadap perusahaannya. Pemberian kompensasi
yang diterapkan secara benar kepada karyawan akan mengurangi rasa kekhawatiran
karyawan terhadap masalah ekonomi dan kebutuhan sehari-hari karyawan, karena
karyawan dapat memenuhinya dengan kompensasi yang diterima dari perusahaan
tempat dia bekerja. Keadaan tersebut akan merangsang karyawan untuk memberikan
imbalan dalam wujud patuh pada peraturan kerja dan tanggung jawab terhadap
kelancaran perusahaan. Dengan kata lain, mereka mau bekerja disebabkan merasa
dengan bekerja itu mereka akan mendapatkan kompensasi sebagai sumber rezeki
untuk menghidupi diri dan keluarganya. Adanya kepastian bahwa sumber tersebut
akan selalu ada selama dia menjadi karyawan dalam perusahaan, diharapkan dapat
meningkatkan
Semangat
kerja merupakan hal yang sangat penting dalam setiap usaha kerjasama sekelompok
orang dalam suatu organisasi, semangat kerja yang tinggi akan menghasilkan
produktivitas kerja yang tinggi dan akan mempermudah perusahaan dalam
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Suatu usaha tidak akan mengalami
kemajuan tanpa adanya semangat kerja yang tinggi, semangat kerja yang tinggi
akan memberikan dampak positif bagi perusahaan, sebaliknya semangat kerja yang
rendah akan merugikan perusahaan seperti tingkat absensi yang tinggi,
perpindahan karyawan, dan produktivitas yang rendah.
KELUHAN-KELUHAN KARYAWAN
Dalam
konteks yang konstruktif, mengeluhkan pekerjaan bisa membawa perbaikan.
Misalnya, jika mengeluhkan tentang kurangnyamannya lingkungan kerja kita.
Karena keluhan itu, kita terdorong untuk mengajak teman-teman merasakan hal
yang sama di perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan
bagi semua. Dalam kasus ini, sebuah keluhan menjadi daya dorong untuk melakukan
perbaikan.
Sebuah keluhan bisa memberi dampak
positif jika memenuhi sekurang-kurangnya 3 kriteria.
Pertama
keluhan itu disampaikan secara konstruktif.
Mengapa keluhan perlu disampaikan secara konstruktif? Karena perusahaan enggan
mendengar keluhan yang disampaikan secara destruktif. Misalnya, ada karyawan
yang menyampaikan keluhan secara emosional. Alih-alih perusahaan menerima
keluhan itu, malah menilai karyawan yang bersangkutan tidak bersikap dewasa.
Selain itu, keluhan yang disampaikan secara destruktif bisa mengundang antipati
kolega yang lain. Maka terjadilah kubu-kubu diantara sesama pekerja.
Kedua
Keluhan
itu memiliki ruang untuk perbaikan demi kepentingan bersama. Keluhan yang
menyangkut kepentingan banyak orang berpeluang untuk mendapatkan perhatian.
Sebab, selain akan mendapatkan dukungan dari rekan sekerja, juga bisa membangun
kesadaran perusahaan bahwa hal yang dikeluhkan tersebut dapat mengganggu
kinerja perusahaan dalam skala besar. Pada akhirnya, kepentingan perusahaan
juga yang terancam.
Hal ini
juga berarti bahwa perbaikan yang diharapkan itu harus berada dalam jangkauan
kemampuan perusahaan. Sebab, bagaimanapun juga kita tidak dapat menuntut apapun
diluar kemampuan perusahaan. Sebagai contohnya, kita menuntut kenaikan gaji
sebesar sepuluh persen. Keluhan itu disampaikan dengan cara simpatik (memenuhi
syarat pertama), dan menyangkut kepentingan bersama. Tetapi, nilai penjualan
perusahaan tengah menurun drastis karena krisis ekonomi, misalnya. Maka hal ini
menjadi tidak rasional untuk dituntut. Agak aneh juga kan kalau peghasilan
perusahaan menurun tapi kita menuntut kenaikan signifikan atas pendapatan kita.
Bukankah prestasi perusahaan itu menggambarkan kinerja yang kita kontribusikan?
Ketiga
Keluhan
itu ditindaklanjuti dengan proporsional. Kita tahu bahwa tindak lanjut adalah
urat nadi terjadinya perbaikan yang diharapkan. Namun, dalam banyak situasi;
tindakan proporsional itu harus dilakukan dua arah. Tidak bisa hanya perusahaan
saja. Dan juga tidak mungkin jika hanya dilakukan oleh karyawan saja. Misalnya,
untuk membangun lingkungan kerja yang menyenangkan tadi, semua karyawan harus
terlibat. Jika ada ’satu’ saja karyawan ’pengacau’, bisa jadi segalanya
menjadi terganggu. Sebaliknya, jika semua kolega mendukung dan berkomitmen
tetapi perusahaan tidak mendukung dalam bentuk policy atau endorsement lainnya,
maka hal itu menjadi sulit untuk diwujudkan.
Dengan cara itu, keluhan kita bisa
membawa perbaikan keadaaan. Namun demikian, kadang-kadang kita tidak tinggal
pada situasi yang seideal itu. Bahkan, dalam banyak situasi penyelesaiannya
memakan waktu dan energi yang sangat banyak. Oleh karena itu, dibutuhkan
komitmen jangka panjang dari kedua belah pihak. Jika tidak, masalahnya bisa
menjadi lebih rumit hingga berpotensi menimbulkan sengketa antara kerusahaan
dan karyawan.
Bagaimana
kalau sengketa itu tidak bisa dihindarkan? Tentu ada banyak pilihan. Tetapi,
menyelesaikan dipengadilan biasanya bukanlah hal yang menyenangkan bagi kedua
belah pihak. Sebab, yang paling diuntungkan bukan mereka, melainkan para
pesaing. Dan, para pelanggan bisa ikut terseret menjadi korban. Oleh karena
itu, sebisa mungkin upaya semacam itu dihindari. Dan cara terbaik yang bisa
menjadi alternatifnya adalah jalur diplomasi atau negosiasi. Oleh karena itu,
karyawan perlu memiliki kemampuan negosiasi, sehingga ketika proses
penyelesaian masalah itu berlangsung; bukan otot dan emosi yang bermain,
melainkan kaidah-kaidah negosiasi profesional. Dan orang-orang yang faham
kaidah negosiasi tidak semata-mata memperjuangkan keputusan yang menguntungkan
pihak yang diwakilinya belaka, melainkan kepentingan bersama.
Tapi,
mengapa sejauh ini banyak sekali masalah yang menimbulkan demo dan penyelesaian
di meja hijau? Mungkin itu karena kita belum terampil untuk melakukan
negosiasi. Jadi, sudah saatnya kita memiliki keterampilan negosiasi itu.
Karena, negosiasi tidak hanya proses transaksi antara penjual dan pembeli;
melainkan juga antara karyawan dan perusahaan. Lebih dari itu, dalam situasi
yang serba menantang seperti saat ini; perusahaan dan karyawan perlu lebih
kompak lagi. Dan mungkin, krisis ini bisa menjadi memoentum yang baik bagi kita
untuk sama-sama belajar membangun hubungan karyawan dan perusahaan yang lebih
harmonis.[3]
Dari data diatas:
Landasan Memanajemen Sumber Daya
Manusia
Menurut
Edwin Flippo yang di alih bahasakan oleh Moh Masud bahwa Memanajemen sumber
daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian
atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan,
dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran
perorangan, organisasi, dan masyarakat.
Menurut T. Hani Handoko Memanajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi
Menurut T. Hani Handoko Memanajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi
Jadi dapat
disimpulkan bahwa Memanajemen Sumber Daya Manusia adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja,
pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja
dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan
masyarakat.
Tujuan utama dari memanajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan kontribusi sumber daya manusia ( Karyawan ) terhadap organisasi dalam rangka mencapai produktivitas organisasi yang bersangkutan.
Tujuan utama dari memanajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan kontribusi sumber daya manusia ( Karyawan ) terhadap organisasi dalam rangka mencapai produktivitas organisasi yang bersangkutan.
Perencanaan
Sumber Daya Manusia
Titik awal dalam menarik sumber daya manusia yang berkualitas adalah perencanaan. Perencanaan sumber daya manusia melibat analisis pekerjaan serta perkiraan permintaan dan penawaran tenaga kerja.
Analisis pekerjaan adalah analisis sistematis terhadap pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi. Analisis pekerjaan terdiri dari dua bagian, yaitu :
1.
Deskripsi Pekerjaan
Merincikan tugas-tugas beserta tanggungjawab suatu pekerjaan, lingkungan kerja serta alat, bahan, perlengkapan, dan informasi yang digunakan dalam melakukan pekerjaan tersebut.
2.
Spesifikasi Pekerjaan
Merincikan keterampilan, kemampuan, dan pengalaman untuk melakukan pekerjaan tersebut secara efektif.
Staffing Organisasi
Penyusunan staf dalam organisasi merupakan salah satu tugas yang paling rumit dan penting dalam memanajemen sumber daya manusia yang baik. Penyusunan staf dari luar maupun dari dalam harus diawali dengan rekrutmen yang efektif.
Rekrutmen adalah proses penarikan orang-orang yang memenuhi persyaratan untuk mengajukan lamaran atas pekerjaan yang belum terisi. Rekrutmen menurut asalnya dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Rekrutmen Internal
Berarti
mempertimbangkan karyawan yang ada sebagai kandidat atas lowongan pekerjaan
tersedia sehingga juga dapat membantu membangun semangat kerja dan
mempertahankan karyawan yang berkualitas tinggi agar tidak meninggalkan
perusahaan.
2.
Rekrutmen External
Melibatkan
usaha menarik orang-orang dari luar organisasi untuk melamar lowongan
pekerjaan. Metode rekrutmen external meliputi pemasangan iklan, wawancara di
kampus, badan-badan pencari tenaga kerja atau eksekutif, aula rekrutmen serikat
pekerja, referensi dari karyawan yang ada dan rekrutmen “walk in” atau “gate
hire” ( Orang yang datang tanpa diseleksi terlebih dahulu ).
Membangun Etos Kerja
Secara etimoligis, etos berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan, adat istiadat atau kebiasaan. Sebagai suatu subyek dari arti etos tersebut adalah etika yang berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.
Dikatakan memiliki etos kerja yang tinggi, apabila menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:
• Mempunyai penilaian yang sangat
positif terhadap hasil kerja manusia.
• Menempatkan pandangan tentang kerja, sebagai suatu hal yang amat luhur bagi eksistensi manusia.
• Kerja yang dirasakan sebagai aktivitas yang bermakna bagi kehidupan manusia.
• Kerja dihayati sebagai suatu proses yang membutuhkan ketekunan dan sekaligus sarana yang penting dalam mewujudkan cita-cita,
• Kerja dilakukan sebagai bentuk ibadah.
• Menempatkan pandangan tentang kerja, sebagai suatu hal yang amat luhur bagi eksistensi manusia.
• Kerja yang dirasakan sebagai aktivitas yang bermakna bagi kehidupan manusia.
• Kerja dihayati sebagai suatu proses yang membutuhkan ketekunan dan sekaligus sarana yang penting dalam mewujudkan cita-cita,
• Kerja dilakukan sebagai bentuk ibadah.
kerja adalah cara untuk mengaktualisasikan / menunjukkan jati diri. Kalau melakukan pekerjaan dengan baik, maka jati diri juga positif.
4. Kerja adalah panggilan
Setiap pekerjaan adalah panggilan dari Tuhan Yang Maha Esa, untuk melakukan kewajiban sesuai bakat / talenta yang dimiliki.
5. Kerja adalah ibadah
Dengan bekerja yang baik, memuliakan Tuhan yang melindungi dan memberkati.
6. Kerja adalah seni
Masing-masing pekerjaan yang dilakukan bukan seperti ilmu pasti, Variasi tugas, masalah yang dihadapi, seringkali membuat harus melakukan toleransi dan improvisasi seperti membuat sebuah karya seni.
7. Kerja adalah kehormatan
Apapun yang dilakukan memiliki peran yang penting. Setiap peran baik guru, siswa, karyawan, satpam, jaga malam mempunyai peranan penting. Seperti jam dinding, yang penting bukan hanya jarum jam-nya saja, tetapi juga per-nya, mesin, baut yang tidak kelihatan, justru itulah yang membuat jamnya bisa berfungsi. Sebuah kehormatan memberikan sumbangsih dalam hidup ini.
8. Kerja adalah pelayanan
Setiap hal yang dilakukan, termasuk menjaga keamanan, membersihkan gedung dan sebagainya, bertujuan membantu orang lain agar bisa berfungsi dengan baik.Jadi pekerjaan adalah bentuk pelayanan untuk menolong orang lain.
Kompensasi dan Insentif
Kompensasi dan Insentif sangat pentin bagi pegawai guna merangsang seseorang untuk melakukan pekerjaan melebihi apa yang diinginkan organisasi.
Kompensasi merupakan segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa untuk kontribusi yang telah diberikan kepada organisasi ( Davis & Werther,2002 ). Apabila kompensasi diberikan secara tepat, maka pegawai akan memperoleh kepuasan kerja dan termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Sistem Kompensasi yang diberikan oleh perusahaan adalah tunjangan. Tunjangan itu berupa upah dan gaji, rencana pensiun dan pemuatan biaya tunjangan.
Rencana Pensiun merupakan salah satu tunjangan penting yang tersedia bagi banyak karyawan. Kebanyakan rencana pensiun yang disponsori perusahaan diatur sedemikian rupa agar dana dibayar kepada karyawan ketika mereka pensiun.
Persetujuan Kolektif
Tawar Menawar merupakan satu proses yang terus berjalan yang mencakup baik pembuatan konsep maupun pelaksanaan syarat-syarat kontrak tenaga kerja.
Proses tawar menawar kolektif dimulai ketika serikat buruh dikenal sebagai negosiator yang istimewa bagi para anggotanya. Untuk menyepakati sebuah kontrak dimulai ketika pemimpin serikat buruh bertemu dengan perwakilan manajemen. Sesi-sesi negosiasi berfokus pada pengidentifikasikan zona tawar menawar.
Bila permintaan tidak dipenuhi, serikat buruh mungkin menempuh berbagai taktik untuk meraih tawar menawar. Yang paling utama adalah pemogokan, yang mungkin berbentuk demonstrasi, boikot, atau perlambatan kerja.
[1]
http://informasi-seminar.com/hubungan-industrial-relation-antara-perusahaan-dan-karyawan-dalam-menghadapi-era-afta/
[3]
http://www.dadangkadarusman.com/2009/03/30/keluhan-karyawan-dan-proses-penyelesaian-masalah-hubungan-kerja/